Ngentot dengan teman
Hai nama ku Bondan aku masih sekolah di salah satu sma di jakarta, beginilah cerita seks ku
Saat itu aku sedang nongkrong dengan teman ku biasalh ngerokok nyanyi nyanyi ga jelas setiap ada cewek lewat pasti di godain saat itu aku melihat cewek sangat cantik lalu ku bertanya pada salah satu teman ku " Bud itu siapa kok cantik amat?" Budi " itu mah si Fitri," Gw " bagi nomer hpnya dong" . Saat itu waktu hampir larut aku pun duluan pulang sesampai di rumah aku teringat sama cewek yang tadi, lalu ke sms dia " Hi" Fitri " Ini siapa ya?" Gw " Ini Bondan temennya Budi" Fitri" ohhhh ada apa ya malem males sms?" gw" ngga..... cuman mau kenalan doang" habis berbincang bincang lalu Fitri" sudah dulu ya!!!! udah ngantuk nichhh...." gw" ya sudah sampai jumpa besok, selamat malam"
Besoknya saya menyiapkan mobil untuk jalan jalan, saat dijalan saya bertemu sama Fitri
"hai Fitri ......"
Fitri" maaf lo siapa?"
saya"ini gw Bondan, mau kemana Fit"
Fitri " ga kemana mana cuman mau jalan jalan"
saya" yaudah ikut gw aja yu kita jalan jalan"
Fitri" tapi ga bayarkan?" fitri bercanda
saya" ngga lah, woles aja"
Fitri lalu masuk ke mobil saya. Di perjalanan kami berbincangbincang sampe ta tau arah mana, "Fit kaynaya kita nyasar nih" Fitri"trus gimana dong" saya"yaudah sabar aja semoga bisa ketemu". Saat itu jalan sepi sekali kanan kiri depan belakang ga ada kendaraan atau orang untuk bisa ditanyaain. "Fit sepi amat ya, gimana mau nanya jalan nih" ternyata Fitri sedang tidur. Saya memacu kendaraan lebih pelan siapa tahu ada orang. Tiba tiba hujan hawa dingin mulai bada tubuh kami aku melihat Fitri yang sedang tidur begitu manis dan sexy. Sambil kosentrasi menyetir aku memikirkan jika saya menyetubuhi Fitri. Nafsu ku pun telah tinggi, ku parkirkan mobil ku ke sebuah restaoran yang sudah tutup sambil mematikan mesin mobil. ac pun ku matikan.
Saya lalu pindah tempat duduk di kursi Fitri. Kursi ku mundurkan saat ku mulai beraksi dengan mencium Fitri tiba tiba Fitri bangun, Fitri " mau ngapain lo??" saya" aku ingin kehangatan dan tubuhmu" saya lalu memaksanya mulai dari ciuman di bibir Fitri berusaha mengelaknya dan berteriak " Tolong tolong....." untuk saja diluar hujan jadi tidak akan ada yang mendengarkannya " ayo Fit kita bermain......" Fitri" udah tolong jangan bondan, tolong.....ahahahahahaha........" setelah ku puas dengan ciuman ku, aku lalu pindah ke bawah celananya ku lepas lalu ku jilati memeknya Fitri" ah ah aha ha aha hhhhhhhhh........udahhhhhh..." bulunya yang lumayan lebat membuat ku nafsu ku jilat terus tangan ku sambil menggrepe toketnya yang besar dan montok. Putingnya yang berwarna coklat mudah ku pelintri trus. Stelah ku merasa pus dengan memeknya ku buka baju nya dan ku buka BH nya kira kira ukurannya sekitar 38b, toket yang besar membuat ku nafsu.
Saya jilati toketnya kanan kiri fitri mendesah ta karuan " aha ha ha hahaha h hahahaahhhh enak bondan.....trus ahahahahah" ia sekarangmulai merasakan kenikmatannya. saatnya ku maskukan pernisku yang ukuranny 17,5 cm dengan lebar 3,5 cm kudorong terus tapi susah sekali memeknya masih rapat lalu kukocok dengan jariku cokcokcokcok Fitri mulai keenakan ia mendesah sambil merem melek "ahahahahahahahah sakittttt...... udahhhhhhh" air mani bercambur darah keluar tandanya dia sudah tidak perawan lagi, aku pun tersenyum melihat Fitri sedang merasakan orgasmem dia juga tersenyum pada saya. Aku lalu melanjutkan permainan ku, kumasukan Kontol ku ke memeknya ku tekan terus tekan trus, fitri" ahahahahahah...sakit" bleshhhh sampai di ujung memeknya, ku keluarkan pelan pelan lalu kumasukan pelan pelan ku percepat sedikit.
Fitri" ahahahahaha... fuck you baby...........udah tolong udahhhh please..... ga kuat" Fitri mendesah ga karuan ke cepat lagi goyangan, ku cium bibirnya dan ku bisikan di kupingnya " i love you fitri .... ahahah....." Fitri " Love youu touuu...... ahaha... baby" dia ga karuan hingga orgasme yang keduanya lalu keperlambat supaya Fitri bisa merasakan orgasme ke 2 nya. Sampai ronde ke 2 ini aku belum keluar, lalu Fitri ku tinggingkan gaya dogy style. Ku sodok anusnya ia lalu men jerit ahahahahahahaha ku dorong tru lalu ku cabut anusnya ku jilati lalu kusodok lagi sodok lagi hinnga mentok lalu ku keluarkan kontol ku dan kumasukan lagi dengan cepat seterusnya Fitri" pleas baby stop ahahahahahah sakit bab ahhahaha fuck yuuuuuu......" kontol ku pun kerasakan ada yang mau keluar " Fit aku mau keluar......ahahahha..." Fitri" aku jugaaaa......ahahahahaha"gw"ayo kita keluar barengannnn......." bleshhhh air mani ku dan pejunya campur hingga meluber ke luar lalu kujilati hingga bersih. Kontol ku pun ku arahkan ke arah dia dan kupaksa dia menjilatnay " Fit jilat kontol ku" ia lalu pasrah dan menjilat kontolku hingga bersihh. Kami lalu berpelukan hingga pagi tiba . Lalu kami bangun " I LOVE YOU FITRI" Fitri" Love you too.." kami lalu melanjutkan perjalanan pulang
Selasa, 15 April 2014
Cerita Ngentot Tetangga yang lagi hamil
Cerita Ngentot Tetangga yang lagi hamil
Aku adalah seorang eksekutif muda yang baru diangkat menjadi manajer di sebuah perusahaan swasta di Surabaya. Sebut saja namaku Aldi, tinggi 175 cm kata orang aku mirip pemain bulu tangkis Ricky S. Kisah ini terjadi hampir setahun yang lalu. Umurku saat itu 30 tahun. Aku sudah pernah ngentot istri orang yang beristri dan beranak 2, berumur 3 tahun dan yang bungsu baru 1 bulan. Isteri dan anakku masih tinggal di Malang karena saat melahirkan anak kedua tinggal di rumah orang tuanya dan belum pulang ke Surabaya. Kisah ini terjadi saat pulang dari kerja lembur sekitar pukul 11:00 malam.
Dengan mobil Baleno kesayanganku, aku menyusuri Jalan di kawasan perumahan elit yang mulai sepi karena kebetulan hujan gerimis. Ditengah perjalanan aku melihat perempuan setengah baya berdiri di bawah pohon di pinggir jalan. Aku merasa kasihan lalu aku menghentikan mobil dan menghampirinya. Aku bertanya, “Ibu sedang menunggu apa?” Dia memandangku agak curiga tapi kemudian tersenyum. Dalam hati aku memuji, Manis juga ibu ini walaupun umurnya kelihatannya di atasku sekitar 34 -36 tahun kalau digambarkan seperti artis Misye Arsita dan saat itu perutnya agak membuncit kecil kelihatan sedang hamil muda. “Kalau ke manukan naik angkot apa ya Dik?” “Wah jam segini sudah habis Bu angkotnya, Gimana kalo saya antar?” Dia kelihatan gembira. “Apa tidak merepotkan?” “Kebetulan rumah saya juga satu arah dari sini, mari naik!” Setelah dia ikut mobilku, Ibu itu bercerita bahwa dia berasal dari Jawa Tengah, dia sedang mencari suaminya yang kebetulan baru 2 minggu kerja sebagai sopir bis jurusan Semarang-Surabaya, keperluannya ke sini hendak mengabarkan kalau anaknya yang pertama yang berumur 15 tahun kecelakaan dan dirawat di rumah sakit sehingga butuh uang untuk perawatan anaknya. Kebetulan alamat yang di tulis oleh suaminya tidak ada nomer teleponnya. Sesampainya di alamat yang dituju kami berhenti. Setelah di depan rumah ketika akan mengetuk pintu ternyata pintunya masih digembok, lalu kami bertanya pada tetangga sebelah yang kebetulan satu profesi. “Suami Ibu paling cepat 2 hari lagi pulangnya. Baru saja sore tadi bisnya berangkat ke Semarang. Kebetulan kami satu PO.” Kemudian kami permisi pergi.
Kelihatan di dalam mobil dia sedih sekali. “Terus sekarang Ibu mau ke mana?” tanyaku. “Sebenarnya saya pengin pulang tapi.. pasti saya nanti di marahi mertua saya kalau pulang dengan tangan kosong, lagian uang saya juga sudah nggak cukup untuk pulang.” “Begini saja, Ibu kan rumahnya jauh, capek kan baru nyampek trus pulang lagi.. apalagi kelihatanya ibu sedang hamil, berapa bulan?” “Empat bulan ini Dik, trus saya harus gimana?” “Dalam dua hari ini Ibu tinggal saja di rumah saya, kan nggak jauh dari manukan nanti setelah dua hari ibu saya antar ke sini lagi, gimana?” “Yah terserah adik saja yang penting saya bisa istirahat malam ini.” “Oh ya, boleh kenalan.. nama Ibu siapa dan usianya sekarang berapa?” “Panggil saja aku Mbak Menik, dan sekarang aku 35 tahun.” Malam itu, dia kusuruh tidur di kamar samping yang biasanya dipakai untuk kamar tamu yang mau menginap. Rumahku terdiri dari 3 kamar, kamar depan kupakai sendiri dan isteriku, sedang yang belakang untuk anakku yang pertama. Malam itu aku tidur nyenyak sekali, kebetulan malam sabtu dan di kantorku hanya berlaku 5 hari kerja jadi sabtu dan minggu aku libur. Sebenarnya aku ingin pergi ke Malang tapi karena ada tamu, kutangguhkan kepergianku minggu depan. Sekitar jam 8 pagi aku bangun, kulihat sudah ada kopi yang sudah agak dingin di meja makan serta beberapa kue di piring. Mungkinkah ibu itu yang menyajikan semua ini. Lalu setelah kuteguk kopi itu aku bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka dan kencing.
Karena agak ngantuk aku kurang mengawasi apa yang terjadi, saat aku selesai kencing aku tidak sadar kalau di bathup Mbak Menik sedang telanjang dan berendam di dalamnya. Matanya melotot melihat kemaluanku yang menjulur bebas, ketika aku membalik ke samping aku kaget dan sempat tertegun melihat tubuh telanjang Mbak Menik, tubuh yang kuning langsat dan mulus itu terlihat mengkilat karena basah oleh air dan buah dadanya.. wow besar juga ternyata, 36B. Pasti empunya gila seks. Lalu mataku berpindah ke sekitar pusarnya, di atas liang senggamanya tumbuh bulu kemaluannya yang lebat. Tak sadar kemaluanku tegak berdiri dan aku lupa kalau belum mengancingkan celana, Dan Mbak Menik sempat tertegun melihat kejantananku yang lumayan besar, panjangnya 17 cm tapi kemudian.. “Aouuww, Dik itunyaa!” kata Mbak Menik sambil menutup buah dadanya dengan tangan serta mengapitkan kakinya.
Aku baru sadar lalu buru-buru keluar. Di kamar aku masih membayangkan keindahan tubuh Mbak Menik. Andai saja aku bisa menikmati tubuh itu… aku malah berpikiran ngeres karena memang sudah lama aku tidak mendapat jatah dari isteriku, ditambah lagi situasi di rumah itu hanya kami berdua. Lalu timbul niat isengku untuk mengintip lagi ke kamar mandi, ternyata dia sudah keluar lalu kucari ke kamarnya. Saat di depan pintu samar-samar aku mendengar ada suara rintihan dari dalam kamar samping, kebetulan nako jendela kamar itu terbuka lalu kusibakkan tirainya perlahan-lahan. Sungguh pemandangan yang amat syur. Kulihat Mbak Menik sedang masturbasi, kelihatan sambil berbaring di ranjang dia masih telanjang bulat, kakinya dikangkangkan lebar, tangan kirinya meremas liang kewanitaannya sambil jarinya dimasukkan ke dalam lubang senggamanya, sedang tangan kanannya meremas buah dadanya bergantian.
Sesekali pantatnya diangkat tinggi sambil mulutnya mendesis seperti orang kepedasan, wajahnya kelihatan memerah dengan mata terpejam. “Ouuuhh… Hhhmm… Ssstt…” Aku semakin penasaran ingin melihat dari dekat, lalu kubuka pintu kamarnya pelan- pelan tanpa suara aku berjingkat masuk. Aku semakin tertegun melihat pemandangan yang merangsang birahi itu. Samar- samar kudengar dia menyebut namaku, “Ouhhh Aldiii.. Sss Ahhh..” Ternyata dia sedang membayangkan bersetubuh denganku, kebetulan sekali rasanya aku sudah tidak tahan lagi ingin segera menikmati tubuhnya yang mulus walau perutnya agak membuncit, justru menambah nafsuku. Lalu pelan-pelan kulepaskan pakaianku satu-persatu hingga aku telanjang bulat.
Batang kemaluanku sudah sangat tegang, kemudian tanpa suara aku menghampiri Mbak Menik, kuikuti gerakan tangannya meremasi buah dadanya. Dia tersentak kaget lalu menarik selimut dan menutupi tubuhnya. \ “Sedang apa Anda di sini!, tolong keluar!” katanya agak gugup. “Mbak nggak usah panik.. kita sama-sama butuh.. sama-sama kesepian, kenapa tidak kita salurkan bersama,” kataku merajuk sambil terus berusaha mendekatinya tapi dia terus menghindar. “Ingat Dik, saya sudah bersuami dan beranak tiga,” Dia terus menghiba. “Mbak, saya juga sudah beristri dan punya anak, tapi kalau sekarang terus terang saya sangat terpesona oleh Mbak.. Nggak ada orang lain di sini.. cuma kita berdua.. pasti nggak ada yang tahu.. Ayolah saya akan memuaskan Mbak, saya janji nggak akan menyakiti Mbak, kita lakukan atas dasar suka sama suka dan sama-sama butuh, mari Mbak!” “Tapi saya sekarang sedang hamil, Dik.. kumohon jangan,” pintanya terus. Aku hanya tersenyum, “Saya dengar tadi samar-samar Mbak menyebut namaku, berarti Mbak juga inginkan aku.. jujur saja.
” Dan aku berhasil menyambar selimutnya, lalu dengan cepat kutarik dia dan kujatuhkan di atas ranjang dan secepat kilat kutubruk tubuhnya, dan wajahnya kuhujani ciuman tapi dia terus meronta sambil berusaha mengelak dari ciumanku. Segera tanganku beroperasi di dadanya. Buah dadanya yang lumayan besar itu jadi garapan tanganku yang mulai nakal. “Ouughh jangaan Diik.. Kumohon lepaskaan..” rintihnya. Tanganku yang lain menjalari daerah kewanitaannya, bulu- bulu lebatnya telah kulewati dan tanganku akhirnya sampai di liang senggamanya, terasa sudah basah. Lalu kugesek-gesek klirotisnya dan kurojok-rojok dinding kemaluannya, terasa hangat dan lembab penuh dengan cairan mani. “Uhhh… ssss..” Akhirnya dia mulai pasrah tanpa perlawanan.
Nafasnya mulai tersengal- sengal. “Yaahhh… Ohhh… Jangaaann Diik, Jangan lepaskan, terusss…” Gerakan Mbak Menik semakin liar, dia mulai membalas ciumanku bibirku dan bibirnya saling berpagutan. Aku senang, kini dia mulai menikmati permainan ini. Tangannya meluncur ke bawah dan berusaha menggapai laras panjangku, kubiarkan tangannya menggenggamnya dan mengocoknya. Aku semakin beringas lalu kusedot puting susunya dan sesekali menjilati buah dadanya yang masih kencang walaupun sudah menyusui tiga anaknya. “Yahh… teruuuss, enaakkk…” katanya sambil menggelinjang. Kemudian aku bangun, kulebarkan kakinya dan kutekuk ke atas. Aku semakin bernafsu melihat liang kewanitaannya yang merah mengkilat. Dengan rakus kujilati bibir kewanitaan Mbak Menik. “Aaahh.. Ohhh.. enaakkk Diik.. Yaakh.. teruusss..” Kemudian lidahku kujulurkan ke dalam dan kutelan habis cairan maninya. Sekitar bulu kemaluannya juga tak luput dari daerah jamahan lidahku maka kini kelihatan rapi seperti habis disisir. Klirotisnya tampak merah merekah, menambah gairahku untuk menggagahinya. “Sudaahhh Dikk.. sekarang.. ayolah sekarang.. masukkan.. aku sudah nggak tahan..” pinta Mbak Menik. Tanpa buang waktu lagi kukangkangkan kedua kakinya sehingga liang kewanitaannya kelihatan terbuka.
Kemudian kuarahkan batang kejantananku ke lubang senggamanya dan agak sempit rupanya atau mungkin karena diameter kemaluanku yang terlalu lebar. “Pelan-pelan Dik, punya kamu besar sekali.. ahhh…” Dia menjerit saat kumasukkan seluruh batang kemaluanku hingga aku merasakan mentok sampai dasar rahimnya. Lalu kutarik dan kumasukkan lagi, lama-lama kupompa semakin cepat. “Oughhh.. Ahhh.. Ahhh.. Ahhh..” Mbak Menik mengerang tak beraturan, tangannya menarik kain sprei, tampaknya dia menikmati betul permainanku. Bibirnya tampak meracau dan merintih, aku semakin bernafsu, dimataku dia saat itu adalah wanita yang haus dan minta dipuaskan, tanpa berpikir aku sedang meniduri istri orang apalagi dia sedang hamil. “Ouuhh Diik.. Mbak mau kelu.. aaahhh…” Dia menjerit sambil tangannya mendekap erat punggungku. Kurasakan, “Seerrr… serrr..” ada cairan hangat yang membasahi kejantananku yang sedang tertanam di dalam kemaluannya. Dia mengalami orgasme yang pertama. Aku kemudian menarik lepas batang kejantananku dari kemaluannya. Aku belum mendapat orgasme. Kemudian aku memintanya untuk doggy style. Dia kemudian menungging, kakinya dilebarkan. Perlahan-lahan kumasukkan lagi batang kebanggaanku dan, “Sleeep..” batang itu mulai masuk hingga seluruhnya amblas lalu kugenjot maju mundur. Mbak Menik menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan batang kejantananku. “Gimaa.. Mbaak, enak kan?” kataku sambil mempercepat gerakanku. “Yahhh.. ennakk.. Dik punyaa kamu enak banget.. Aahhh.. Aaah.. Uuuhh.. Aaahh.. ehhh..” Dia semakin bergoyang liar seperti orang kesurupan.
Tanganku menggapai buah dadanya yang menggantung indah dan bergoyang bersamaan dengan perutnya yang membuncit. Buah dada itu kuremas-remas serta kupilin putingnya. Akhirnya Aku merasa sampai ke klimaks, dan ternyata dia juga mendapatkan orgasme lagi. “Creeett.. croottt.. serrr..” spermaku menyemprot di dalam rahimnya bersamaan dengan maninya yang keluar lagi. Kemudian kami ambruk bersamaan di ranjang. Aku berbaring, di sebelah kulihat Mbak Menik dengan wajah penuh keringat tersenyum puas kepadaku. “Terima kasih Dik, saya sangat puas dengan permainanmu,” katanya. “Mbak, setelah istirahat bolehkah saya minta lagi?” tanyaku. “Sebenarnya saya juga masih pengin, tapi kita sarapan dulu kemudian kita lanjutkan lagi.” Akhirnya selama 2 hari sabtu dan minggu aku tidak keluar rumah, menikmati tubuh montok Mbak Menik yang sedang hamil 4 bulan. Berbagai gaya kupraktekkan dengannya dan kulakukan di kamar mandi, di dapur dan di meja makan bahkan sempat di halaman belakang karena rumahku dikelilingi tembok. Di tanah kubentangkan tikar dan kugumuli dia sepuasnya. Pada istriku kutelepon kalau aku ada tugas luar kota selama 2 hari, pulangnya hari Senin. Mbak Menik bilang selama 2 hari itu dia betul-betul merasakan seks yang sesungguhnya tidak seperti saat dia bersetubuh dengan suaminya yang asal tubruk lalu KO. Dan Dia berjanji kalau sedang mengunjungi suaminya, dia akan menyempatkan meneleponku untuk minta jatah dariku.
Minggu malam kuantarkan dia ke kost suaminya tapi hanya sampai ujung gang dan tidak lupa kuberi dia uang sebesar Rp 500.000,- sebagai bantuanku pada anaknya yang sedang di rumah sakit. Setelah istriku balik ke rumah, dia menghubungiku lewat telepon di kantor dan ketemu di terminal. Kami melakukan persetubuhan disalah satu hotel murah di Surabaya atau kadang di Pantai Kenjeran kalau malam hari. Hingga kehamilannya menginjak usia 7 bulan kami berhenti, hingga sekarang dia belum memberi kabar, kalau dihitung anaknya sudah lahir dan berusia 6 bulan
Aku adalah seorang eksekutif muda yang baru diangkat menjadi manajer di sebuah perusahaan swasta di Surabaya. Sebut saja namaku Aldi, tinggi 175 cm kata orang aku mirip pemain bulu tangkis Ricky S. Kisah ini terjadi hampir setahun yang lalu. Umurku saat itu 30 tahun. Aku sudah pernah ngentot istri orang yang beristri dan beranak 2, berumur 3 tahun dan yang bungsu baru 1 bulan. Isteri dan anakku masih tinggal di Malang karena saat melahirkan anak kedua tinggal di rumah orang tuanya dan belum pulang ke Surabaya. Kisah ini terjadi saat pulang dari kerja lembur sekitar pukul 11:00 malam.
Dengan mobil Baleno kesayanganku, aku menyusuri Jalan di kawasan perumahan elit yang mulai sepi karena kebetulan hujan gerimis. Ditengah perjalanan aku melihat perempuan setengah baya berdiri di bawah pohon di pinggir jalan. Aku merasa kasihan lalu aku menghentikan mobil dan menghampirinya. Aku bertanya, “Ibu sedang menunggu apa?” Dia memandangku agak curiga tapi kemudian tersenyum. Dalam hati aku memuji, Manis juga ibu ini walaupun umurnya kelihatannya di atasku sekitar 34 -36 tahun kalau digambarkan seperti artis Misye Arsita dan saat itu perutnya agak membuncit kecil kelihatan sedang hamil muda. “Kalau ke manukan naik angkot apa ya Dik?” “Wah jam segini sudah habis Bu angkotnya, Gimana kalo saya antar?” Dia kelihatan gembira. “Apa tidak merepotkan?” “Kebetulan rumah saya juga satu arah dari sini, mari naik!” Setelah dia ikut mobilku, Ibu itu bercerita bahwa dia berasal dari Jawa Tengah, dia sedang mencari suaminya yang kebetulan baru 2 minggu kerja sebagai sopir bis jurusan Semarang-Surabaya, keperluannya ke sini hendak mengabarkan kalau anaknya yang pertama yang berumur 15 tahun kecelakaan dan dirawat di rumah sakit sehingga butuh uang untuk perawatan anaknya. Kebetulan alamat yang di tulis oleh suaminya tidak ada nomer teleponnya. Sesampainya di alamat yang dituju kami berhenti. Setelah di depan rumah ketika akan mengetuk pintu ternyata pintunya masih digembok, lalu kami bertanya pada tetangga sebelah yang kebetulan satu profesi. “Suami Ibu paling cepat 2 hari lagi pulangnya. Baru saja sore tadi bisnya berangkat ke Semarang. Kebetulan kami satu PO.” Kemudian kami permisi pergi.
Kelihatan di dalam mobil dia sedih sekali. “Terus sekarang Ibu mau ke mana?” tanyaku. “Sebenarnya saya pengin pulang tapi.. pasti saya nanti di marahi mertua saya kalau pulang dengan tangan kosong, lagian uang saya juga sudah nggak cukup untuk pulang.” “Begini saja, Ibu kan rumahnya jauh, capek kan baru nyampek trus pulang lagi.. apalagi kelihatanya ibu sedang hamil, berapa bulan?” “Empat bulan ini Dik, trus saya harus gimana?” “Dalam dua hari ini Ibu tinggal saja di rumah saya, kan nggak jauh dari manukan nanti setelah dua hari ibu saya antar ke sini lagi, gimana?” “Yah terserah adik saja yang penting saya bisa istirahat malam ini.” “Oh ya, boleh kenalan.. nama Ibu siapa dan usianya sekarang berapa?” “Panggil saja aku Mbak Menik, dan sekarang aku 35 tahun.” Malam itu, dia kusuruh tidur di kamar samping yang biasanya dipakai untuk kamar tamu yang mau menginap. Rumahku terdiri dari 3 kamar, kamar depan kupakai sendiri dan isteriku, sedang yang belakang untuk anakku yang pertama. Malam itu aku tidur nyenyak sekali, kebetulan malam sabtu dan di kantorku hanya berlaku 5 hari kerja jadi sabtu dan minggu aku libur. Sebenarnya aku ingin pergi ke Malang tapi karena ada tamu, kutangguhkan kepergianku minggu depan. Sekitar jam 8 pagi aku bangun, kulihat sudah ada kopi yang sudah agak dingin di meja makan serta beberapa kue di piring. Mungkinkah ibu itu yang menyajikan semua ini. Lalu setelah kuteguk kopi itu aku bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka dan kencing.
Karena agak ngantuk aku kurang mengawasi apa yang terjadi, saat aku selesai kencing aku tidak sadar kalau di bathup Mbak Menik sedang telanjang dan berendam di dalamnya. Matanya melotot melihat kemaluanku yang menjulur bebas, ketika aku membalik ke samping aku kaget dan sempat tertegun melihat tubuh telanjang Mbak Menik, tubuh yang kuning langsat dan mulus itu terlihat mengkilat karena basah oleh air dan buah dadanya.. wow besar juga ternyata, 36B. Pasti empunya gila seks. Lalu mataku berpindah ke sekitar pusarnya, di atas liang senggamanya tumbuh bulu kemaluannya yang lebat. Tak sadar kemaluanku tegak berdiri dan aku lupa kalau belum mengancingkan celana, Dan Mbak Menik sempat tertegun melihat kejantananku yang lumayan besar, panjangnya 17 cm tapi kemudian.. “Aouuww, Dik itunyaa!” kata Mbak Menik sambil menutup buah dadanya dengan tangan serta mengapitkan kakinya.
Aku baru sadar lalu buru-buru keluar. Di kamar aku masih membayangkan keindahan tubuh Mbak Menik. Andai saja aku bisa menikmati tubuh itu… aku malah berpikiran ngeres karena memang sudah lama aku tidak mendapat jatah dari isteriku, ditambah lagi situasi di rumah itu hanya kami berdua. Lalu timbul niat isengku untuk mengintip lagi ke kamar mandi, ternyata dia sudah keluar lalu kucari ke kamarnya. Saat di depan pintu samar-samar aku mendengar ada suara rintihan dari dalam kamar samping, kebetulan nako jendela kamar itu terbuka lalu kusibakkan tirainya perlahan-lahan. Sungguh pemandangan yang amat syur. Kulihat Mbak Menik sedang masturbasi, kelihatan sambil berbaring di ranjang dia masih telanjang bulat, kakinya dikangkangkan lebar, tangan kirinya meremas liang kewanitaannya sambil jarinya dimasukkan ke dalam lubang senggamanya, sedang tangan kanannya meremas buah dadanya bergantian.
Sesekali pantatnya diangkat tinggi sambil mulutnya mendesis seperti orang kepedasan, wajahnya kelihatan memerah dengan mata terpejam. “Ouuuhh… Hhhmm… Ssstt…” Aku semakin penasaran ingin melihat dari dekat, lalu kubuka pintu kamarnya pelan- pelan tanpa suara aku berjingkat masuk. Aku semakin tertegun melihat pemandangan yang merangsang birahi itu. Samar- samar kudengar dia menyebut namaku, “Ouhhh Aldiii.. Sss Ahhh..” Ternyata dia sedang membayangkan bersetubuh denganku, kebetulan sekali rasanya aku sudah tidak tahan lagi ingin segera menikmati tubuhnya yang mulus walau perutnya agak membuncit, justru menambah nafsuku. Lalu pelan-pelan kulepaskan pakaianku satu-persatu hingga aku telanjang bulat.
Batang kemaluanku sudah sangat tegang, kemudian tanpa suara aku menghampiri Mbak Menik, kuikuti gerakan tangannya meremasi buah dadanya. Dia tersentak kaget lalu menarik selimut dan menutupi tubuhnya. \ “Sedang apa Anda di sini!, tolong keluar!” katanya agak gugup. “Mbak nggak usah panik.. kita sama-sama butuh.. sama-sama kesepian, kenapa tidak kita salurkan bersama,” kataku merajuk sambil terus berusaha mendekatinya tapi dia terus menghindar. “Ingat Dik, saya sudah bersuami dan beranak tiga,” Dia terus menghiba. “Mbak, saya juga sudah beristri dan punya anak, tapi kalau sekarang terus terang saya sangat terpesona oleh Mbak.. Nggak ada orang lain di sini.. cuma kita berdua.. pasti nggak ada yang tahu.. Ayolah saya akan memuaskan Mbak, saya janji nggak akan menyakiti Mbak, kita lakukan atas dasar suka sama suka dan sama-sama butuh, mari Mbak!” “Tapi saya sekarang sedang hamil, Dik.. kumohon jangan,” pintanya terus. Aku hanya tersenyum, “Saya dengar tadi samar-samar Mbak menyebut namaku, berarti Mbak juga inginkan aku.. jujur saja.
” Dan aku berhasil menyambar selimutnya, lalu dengan cepat kutarik dia dan kujatuhkan di atas ranjang dan secepat kilat kutubruk tubuhnya, dan wajahnya kuhujani ciuman tapi dia terus meronta sambil berusaha mengelak dari ciumanku. Segera tanganku beroperasi di dadanya. Buah dadanya yang lumayan besar itu jadi garapan tanganku yang mulai nakal. “Ouughh jangaan Diik.. Kumohon lepaskaan..” rintihnya. Tanganku yang lain menjalari daerah kewanitaannya, bulu- bulu lebatnya telah kulewati dan tanganku akhirnya sampai di liang senggamanya, terasa sudah basah. Lalu kugesek-gesek klirotisnya dan kurojok-rojok dinding kemaluannya, terasa hangat dan lembab penuh dengan cairan mani. “Uhhh… ssss..” Akhirnya dia mulai pasrah tanpa perlawanan.
Nafasnya mulai tersengal- sengal. “Yaahhh… Ohhh… Jangaaann Diik, Jangan lepaskan, terusss…” Gerakan Mbak Menik semakin liar, dia mulai membalas ciumanku bibirku dan bibirnya saling berpagutan. Aku senang, kini dia mulai menikmati permainan ini. Tangannya meluncur ke bawah dan berusaha menggapai laras panjangku, kubiarkan tangannya menggenggamnya dan mengocoknya. Aku semakin beringas lalu kusedot puting susunya dan sesekali menjilati buah dadanya yang masih kencang walaupun sudah menyusui tiga anaknya. “Yahh… teruuuss, enaakkk…” katanya sambil menggelinjang. Kemudian aku bangun, kulebarkan kakinya dan kutekuk ke atas. Aku semakin bernafsu melihat liang kewanitaannya yang merah mengkilat. Dengan rakus kujilati bibir kewanitaan Mbak Menik. “Aaahh.. Ohhh.. enaakkk Diik.. Yaakh.. teruusss..” Kemudian lidahku kujulurkan ke dalam dan kutelan habis cairan maninya. Sekitar bulu kemaluannya juga tak luput dari daerah jamahan lidahku maka kini kelihatan rapi seperti habis disisir. Klirotisnya tampak merah merekah, menambah gairahku untuk menggagahinya. “Sudaahhh Dikk.. sekarang.. ayolah sekarang.. masukkan.. aku sudah nggak tahan..” pinta Mbak Menik. Tanpa buang waktu lagi kukangkangkan kedua kakinya sehingga liang kewanitaannya kelihatan terbuka.
Kemudian kuarahkan batang kejantananku ke lubang senggamanya dan agak sempit rupanya atau mungkin karena diameter kemaluanku yang terlalu lebar. “Pelan-pelan Dik, punya kamu besar sekali.. ahhh…” Dia menjerit saat kumasukkan seluruh batang kemaluanku hingga aku merasakan mentok sampai dasar rahimnya. Lalu kutarik dan kumasukkan lagi, lama-lama kupompa semakin cepat. “Oughhh.. Ahhh.. Ahhh.. Ahhh..” Mbak Menik mengerang tak beraturan, tangannya menarik kain sprei, tampaknya dia menikmati betul permainanku. Bibirnya tampak meracau dan merintih, aku semakin bernafsu, dimataku dia saat itu adalah wanita yang haus dan minta dipuaskan, tanpa berpikir aku sedang meniduri istri orang apalagi dia sedang hamil. “Ouuhh Diik.. Mbak mau kelu.. aaahhh…” Dia menjerit sambil tangannya mendekap erat punggungku. Kurasakan, “Seerrr… serrr..” ada cairan hangat yang membasahi kejantananku yang sedang tertanam di dalam kemaluannya. Dia mengalami orgasme yang pertama. Aku kemudian menarik lepas batang kejantananku dari kemaluannya. Aku belum mendapat orgasme. Kemudian aku memintanya untuk doggy style. Dia kemudian menungging, kakinya dilebarkan. Perlahan-lahan kumasukkan lagi batang kebanggaanku dan, “Sleeep..” batang itu mulai masuk hingga seluruhnya amblas lalu kugenjot maju mundur. Mbak Menik menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan batang kejantananku. “Gimaa.. Mbaak, enak kan?” kataku sambil mempercepat gerakanku. “Yahhh.. ennakk.. Dik punyaa kamu enak banget.. Aahhh.. Aaah.. Uuuhh.. Aaahh.. ehhh..” Dia semakin bergoyang liar seperti orang kesurupan.
Tanganku menggapai buah dadanya yang menggantung indah dan bergoyang bersamaan dengan perutnya yang membuncit. Buah dada itu kuremas-remas serta kupilin putingnya. Akhirnya Aku merasa sampai ke klimaks, dan ternyata dia juga mendapatkan orgasme lagi. “Creeett.. croottt.. serrr..” spermaku menyemprot di dalam rahimnya bersamaan dengan maninya yang keluar lagi. Kemudian kami ambruk bersamaan di ranjang. Aku berbaring, di sebelah kulihat Mbak Menik dengan wajah penuh keringat tersenyum puas kepadaku. “Terima kasih Dik, saya sangat puas dengan permainanmu,” katanya. “Mbak, setelah istirahat bolehkah saya minta lagi?” tanyaku. “Sebenarnya saya juga masih pengin, tapi kita sarapan dulu kemudian kita lanjutkan lagi.” Akhirnya selama 2 hari sabtu dan minggu aku tidak keluar rumah, menikmati tubuh montok Mbak Menik yang sedang hamil 4 bulan. Berbagai gaya kupraktekkan dengannya dan kulakukan di kamar mandi, di dapur dan di meja makan bahkan sempat di halaman belakang karena rumahku dikelilingi tembok. Di tanah kubentangkan tikar dan kugumuli dia sepuasnya. Pada istriku kutelepon kalau aku ada tugas luar kota selama 2 hari, pulangnya hari Senin. Mbak Menik bilang selama 2 hari itu dia betul-betul merasakan seks yang sesungguhnya tidak seperti saat dia bersetubuh dengan suaminya yang asal tubruk lalu KO. Dan Dia berjanji kalau sedang mengunjungi suaminya, dia akan menyempatkan meneleponku untuk minta jatah dariku.
Minggu malam kuantarkan dia ke kost suaminya tapi hanya sampai ujung gang dan tidak lupa kuberi dia uang sebesar Rp 500.000,- sebagai bantuanku pada anaknya yang sedang di rumah sakit. Setelah istriku balik ke rumah, dia menghubungiku lewat telepon di kantor dan ketemu di terminal. Kami melakukan persetubuhan disalah satu hotel murah di Surabaya atau kadang di Pantai Kenjeran kalau malam hari. Hingga kehamilannya menginjak usia 7 bulan kami berhenti, hingga sekarang dia belum memberi kabar, kalau dihitung anaknya sudah lahir dan berusia 6 bulan
Cerita Seks Ngentot Ashanty,
Cerita Seks Ngentot Ashanty,

Ashanty mempunyai paras yang cantik, rambut panjang, buah dada besar walau tidak montok, tinggi tubuhnya tidak tinggi. Karena sudah kepalang berpikiran ngeres, dan suka
mencari informasi bagian kehidupan hitam artis, baik
dari sembunyi memotret dan merekam aktifitas seks para artis, sehingga aku tertantang untuk mencoba mencari peruntungan untuk bisa menggumuli Ashanty, ingin menikmati kesintalan tubuhnya. Sudah putih, mulus dan tubuhnya bener bener seksi, apalagi aku suka dengan bibirnya yang seksi. Menguntitnya sampai konser yang dilaksanakan di kota Semarang, kukuntit kesana . Sampai di Semarang Aku Memesan Kamar di sebuah hotel , lalu istirahat pagi harinya pagi pagi, aku keluar kamar, tak disangka aku melihat Anang dan Ashanty pagi pagi itu chek in di hotel yang sama, aku pura pura tak tahu dan aku menyamar menggunakan topi, kuketahui mendapatkan kamar tepat di sebelah kamarku, tapi kamarnya berseberangan.
Setelah membawa semua koper masuk ke dalam kamar aku mencoba mencari celah pada enternit hotel. Aku mengawasi mereka kapan keluar hotel. Tepat jam 9 pagi mereka berdua keluar kamar. Pilihan sulit, kamar Ashanty di sebelahku dan kamar Anang lain seberang, mana yang kupilih aku akhirnya jatuh mengawasi kamar Ashanty saja, tapi aku juga jaga jaga dengan kamera kecil kain. Aku membuka plafon dan lumayan longgar ukuran plafonnya, dengan bekal peralatanku aku mencoba membuka plafon di kamar Ashanty, kulubangi plafon itu dengan hati hati
tepat di atas ranjang, untung sebelah plafon pojokan ternyata bisa dibuka lalu aku mencoba turun dan aku sudah berada di dalam kamar Ashanty, kupasang kamera kecil di dalam kamarnya, dan kulubangi sebuah tembok yang ternyata empluk sekali karena untuk meredam suara dalam kamar, dan tembus ke kamarku. kupasang kamera itu yang
panjangnya tembus sampai kamarku sehingga aku bisa menyambungkan kabel lebih mudah. Bagian atas plafon tertutup lampu, sehingga aku terasa aman untuk menyembunyikan kamera itu.
Setelah puas dan dirasa yakin, aku naik lagi ke plafon dengan tali dan menutup plafon lalu kembali ke kamar. Di kamar aku menyiapkan laptop dan kabel lalu kusambungkan, test record lancar, tinggal menunggu adegan hot mereka, semoga saja mereka bercinta. Aku menunggu hanya dalam kamar hotel, laptop aku nyalakan seharian, tepat jam 08 malam mereka pulang sampai kelelahan, mereka berdua masuk kamar Ashanty. Hanya sebentar karena kelelahan, Ashanty mematut di depan cermin, kemudian Anang keluar kamar Ashanty, setelah keluar Ashanty membuka pakaiannya dan telanjang
bulat,aku sempat merekamnya, lumayan bisa melihat tubuh polos Ashanty. Tanpa menggunakan pakaian sehelai benang pun Ashanty mengambil telpon dan mengundang Anang masuk kamarnya, aku sempat bisa melihat vagina Ashanty yang penuh dengan rambut kemaluan, bahkan aku sampai ngaceng tak karuan, benar benar hot banget ini cewek. Setelah Anang masuk, terjadilah percintaan yang panas, saling memeluk dan memilin, dari kameran atas terlihat jelas, Ashanty menggenjot Anang sampai kewalahan, rupanya Anang tidak jago di ranjang, Anang menggelepar terlebih dahulu, dan membuat Ashanty sedikit kecewa.
Paginya mereka keluar hotel, masih ada kekecewaan pada diri Ashanty, ternyata Anang tidak jago urusan ranjang, hanya jago urusan nyanyi. Setelah aku mengedit hasil rekaman, saatnya aku melakukan perhitungan dengan Ashanty, lagian Krisdayanti juga masih jengkel sama Anang, maka kalo mau picik aku bisa memanfaatkan Krisdayanti, namun aku tak mau .. satu satu caranya adalah menculik Ashanty. Namun aku perlu juga nomer hape Ashanty, maka aku mencari informasi ke Krisdayanti, setelah kuajak bercinta semalam, Krisdayanti sampai menggelepar minta ampun, kuperiksa hapenya, banyak nomer hape artis, dan ketika sampai pada abjad S, ada namanya Ashanty. Kusimpan dalam hapeku dan aku tidur kembali memeluk Krisdayanti yang masih terlelap tidur dalam mimpi. Esoknya dengan sedikit mengancam aku mengirimkan sms, kusertai sebuah foto telanjang Ashanty ketika bertelepon.
Mendapatkan sms seperti itu membuat Ashanty kaget, bingung, hendak lapor Anang aku sudah mengancamnya kalo
foto foto dan adegan bercintanya akan aku kirim ke rapidshare dan forum-forum, sehingga membuat dirinya panik sampai menelpon aku, namun aku sudah mematikan nomer hapeku.
Kubiarkan dia bingung, hari demi hari aku masih menguntit Ashanty, ketika dia sendirian dalam menuju ke kantor Anang, aku mencegatnya dengan duduk di parkiran basement Mall Sarinah, ketika mendapatkan sms itu, dia langsung menuju ke basement mall Sarinah, dia mencari mobilku, kupersiapkan obat pembius yang aku tuangkan pada sapu tangan untuk membuat Ashanty pingsan. Posisi parkirnya pun mojok sehingga mobilnya aman kalo nanti aku setelah puas menggumuli Ashanty. Dengan wajah tegang dan ketakutan Ashanty berjalan dan berhenti tepat di mobilku, hari itu menggunakan celana panjang dan kaos oblong dan buah dadanya memang besar tapi tidak montok. Sehingga membuat kontolku berdiri tegak lalu kutututupi dengan bajuku. Kunyalakan lampu mobilku dan Ashanty mendekat, kubuka pintu mobil sebelah kiri, dan dengan wajah ketakutan Ashanty akhirnya masuk "Silakan masuk .. " kataku "Mas .. tolong ya .. jangan dipublish ..kaaa karirku bisa hancur .. " kata Ashanty dengan takut takut "Tak semudah itu anda menyuruh saya .. "
"Tolong berapapun kau minta uang akan saya bayar .. anda kejam dan tak berperikemanusian .. memeras orang .. " ujar Ashanty dengan wajah marah dan cemberut. Kuberikan beberapa foto hot dia, juga foto hubungan seksnya dengan Anang, Ashanty makin syok dan bingung, nafasnya tak teratur namun tidak mengurangi kecantikannya, ketika sibuk dengan melihat foto berjumlah sepuluh itu, aku langsung membekapnya dengan sapu
tangan, Ashanty berontak dengan mencakar tanganku, namun terlambat obat bius itu sudah keburu terhirup ke dalam dadanya. lima detik kemudian sudah pingsan, lalu dengan nakal, aku mencoba membuka celana panjang dan celana dalamnya kutarik, alamak .. vaginanya sempit bener .. pantesan Anang cepat KO, lalu tanganku naik dan masuk ke bajunya dan masuk ke dalam cup BHnya dan kuremas buah dadanya. Hmmm.. empuk dan kenyal . puntingnya lancip. Kurapikan lagi celana dan bajunya, aku langsung melesat keluar kota Jakarta, masih ada dua jam Ashanty sadar. Kubawa ke sebuah villa yang jauh dari keramaian, kumatikan hape Ashanty, kumasukan mobilku sampai garasi dan kubopong tubuh Ashanty sampai ke ruang tengah, kuletakan duduk di sofa tanpa kuikat, ku persiapka
layar LCD 21 inchi dan video percintaan Anang dan Ashanty.
Kuambil air dan kuguyur muka Ashanty, namun sebelumnya aku mencium pipinya dan bibirnya, manis sekali nih cewek, namun aku tak mau memperkosanya. Akibat aku guyur dengan air akhirnya Ashanty bangun, matanya dibuka dan dikucek kucek dan tertuju ke layar LCD di mana ada adegan hubungan seksual mereka "di mana aaku .. dimanaa " kata Ashanty dengan bingung, setelah kesadarannya pulih barulah merasa asing di tempat itu. "bangsat .. kau menculikku .. " umpat Ashanty dengan hendak berdiri, namun aku mendorongnya kembali rebah "Kalo mau macem macem ' rasain " kataku ketus. Ashanty ketakutan, bahkan makin bingung, adegan seksnya membuat dia sampai menutup mulut dengan tangannya. "maas .. tolong lepaskan saya " Ashanty memohon dengan menangis "Aku mau melepaskan dirimu, tapi ada syaratnya ' nggak bisa seenaknya .. " kataku dengan menunjuk ke layar samping Ashanty, ada slide show foto Ashanty yang sedang telanjang bulat tanpa sehelai benangpun "Toloong .. jangaaaan perkosa sayaaaa .. saya akan bayar berapapun .. "
"Yakin ' mau bayar saya berapapun harganya ?" tanyaku "Yakin ' " jawab Ashanty dengan tegas. Kuambil amplop besar di meja, dan kuberikan pada Ashanty "Masukkan semua perhiasanmu ke kantong ini ?" perintahku "Baaaik .. baaa iiik " ujar Ashanty dengan nafas ketakutan matanya tidak berani menatap ke layar, karena adegannya ketika Ashanty mengenjot Anang penuh nafsu dan liar. "Sudah .. sekarang lepaskan saya ' " "Belum .. aku tidak meminta perhiasanmu .. itu dimasukan ke dalam tasmu " "Maksud anda ?" "Kamu tuli nggak sih ?" tanyaku balik Karena takut Ashanty lalu memasukan amplop itu di dalam tasnya. "Kau tahu khan akibatnya kalo semua foto foto telanjangmu dan videomu aku kirim ke internet dan didownload jutaan orang .. kau bisa diperas sama di Roy Suryo, atau mungkin lapor polisi, bolehlah lapor
polisi .. tapi percuma ' lapor polisi tapi karirmu hancur ' Anang pasti akan meninggalkanmu '" "Tolong Mas .. jangan lakukan itu .. aku siap bayar berapapun .. " Ashanty tetap dengan amat sangat memintaku melepasnya.
"Kau lihat, jika lelaki melihat videonya pasti ingin merasakan kehangatan tubuhmu .. " "Mas .. toolong.. toolong . jangan lakukan itu .. " "Sekarang ' " kataku dengan menekan tombol upload Ashanty tak tahu arti ketika aku menekan keyboard. "semua video itu dan fotonya sudah aku simpan di server di amerika, susah dilacak, sekarang sedang upload ke beberapa hosting storage dalam satu jam, akan didowload jutaan lelaki .. "
"jangan .. jangaaaan .. jangaaan lakukan .." "Sekalipun laptop dan komputer ini dirusak .. tetap percuma, karena kendalinya ada di komputer server, dan caranya pun kau ndak bakalan tahu cara menghentikan " jelasku dengan tenang "Toooloong .. please .. hentikan .. aku mau melakukan apa saja " ujar Ashanty dengan menangis "Sekarang, aku ingin melihat dirimu tanpa busana" "Apaaaaa " Ashanty tersentak dan kaget "Tuli ya ?" tanyaku ketus "Kita akan menghabiskan malam ini dengan bercinta, layani aku seperti Anang " kataku dengan tersenyum menlanjutkan "Nggak mau .. tolong jangan lakukan itu."
"Lihat deh ' proses pengiriman ke internet masih berlangsung, ingat karirmu, ingat kehormatanmu, segera lakukan perintahku .. aku ingin melihatmu telanjang " Dengan menangis Ashanty sampai ketakutan "Jangan perkosa saya " "Aku tidak memperkosamu .. tapi mari
kita bercinta .. akan kupuaskan dahagamu, Anang tuh letoy, tauk" semprotku kesal "Saya nggak mau .. " "Ya dah ' tunggu saja besok akan ada berita heboh .. " Dengan berat hati dan air mata Ashanty pelan pelan membuka bajunya "Buang tangismu . aku benci orang menangis " kataku dengan membuka kaosku dan memberikan kaosku untuk mengelap air matanya. Pelan pelan, baju Ashanty dilepaskan, BHnya sudah kelihatan, dengan menunduk dan merasa dihina sampai batas asusila Ashanty membuka bajunya lalu dilepaskan, diletakkan di lantai. "Ayoo lakukan " perintahku "Kau memang bajingan, bangsat .. awas kalo kau nanti dibunuh sama Anang " "kalo membunuhku mudah .. tapi Anang pasti masuk penjara .. siapa yang ngurus kamu ?"
Lalu tanpa bicara Ashanty membuka celan panjangnya, kedua tangannya menutup buah dadanya karena dengan mata nakal aku melihatnya dengan pandangan nafsu.
Dengan setengah ragu, Ashanty membuka celana dalamnya "Ternyata jembutmu lebat juga .. " kataku dengan mencopot celana panjangku yang tanpa celana dalam. Lalu aku mendekatinya lalu dengan nakal menarik kaitan BHnya, lepaslah pelindung buah dada Ashanty. "Sekarang .. kulum kontolku .. " perintahku "Tak mau .. " "Brengsek . lakukan sekarang .. " umpatku kesal Dengan perasaan tak
karuan dan masih menitikan air mata Ashanty memegang kontolku, dan mengulum dengan perasaan ketakutan "Kau lebih bagus karaoke kontol dari pada mikropon " ejekku nakal. Dengan masih menangis aku semakin jengkel, kuperpanjang upload menjadi 3 jam, kutarik tangan Ashanty menuju kamar, dan aku sudah mempersiapkan tali dan sabuk, kupaksa kulemparkan ke ranjang. "Kalo kau masih ngeyel aku mau mengikatmu .. " ancamku "Baik .. baik .. " "Hapus air matamu .. lakukan kulum kontolku segera " kataku dengan hendak mengikat Ashanty.
Kuberikan selimut untuk menghapus air matanya. Aku lalu duduk di depan Ashanty, lalu Ashanty memegang kontolku, dan kemudian membungkuk, besaran kontolku tak sampai jari jari Ashanty melingkarinya. Ashanty menjilati kontolku dengan ragu ragu, kadang meludah karena entah jijik atau memang terpaksa. "Lakukan sepenuh hatimu, sayang .. kau nanti akan kupuaskan .. jika kau mau menurut aku nanti akan melepaskanmu ' " "Baaaik .. " ujar Ashanty dengan kemudian menjilati kontolku, kini buah zakarku juga jilati dengan lidahnya, kontolku
kemudian masuk ke dalam mulutnya untuk dikulum, mulutnya terasa sesak dimasuki batangku yang besar, sampai sampai Ashanty membuka mulutnya lebar lebar. "Sedot cobak ' aku ingin lihat seberapa hebatmu mengulum kontol, Shan " kataku dengan meremas buah dada Ashanty yang montok itu, dan membuat Ashanty menggelinjang, aku lalu menuju k belakang pantatnya dan meremas membuat Ashanty menggelinjang di pantatnya. Ashanty kemudian menyedot dengan keras membuatku sampai menahan rasa sensasi luar biasa.
kontolku terus dikulum dengan pelan oleh Ashanty, keluar masuk di mulutnya, disedot sedot dan dijilati, tidak tampak lagi air mata di Ashanty, pertanda sudah takluk dalam kekuasaanku. Ashanty semakin lama lama lembut teratur mengulum kontolku. Kemudian dikocoknya "Seharusnya kau melakukan baik baik .. jangan paksa aku dengan cara begitu " "Makanya .. ikuti permainanku .. akan kuperlakukan bak istri " timpalku dengan meremas buah dadanya "Aaaaauh .. pelan aaah ' " semprot Ashanty yang kembali mengulum kontolku lagi dan disedot sedot. "Cuuuukuup " kataku dengan mendorong Ashanty rebah, aku melihat kontolku mengkilap dikulum oleh Ashanty. Kulihat Ashanty hanya diam saja mengamati kontolku yang
ngaceng bak tugu monas. "Sekarang Shanty .. balikkan badan " perintahku yang disambut respek Ashanty dengan membalik badan, aku tak mau mengoral vaginanya dengan berada kepalaku di depan dadanya, bisa bisa aku dipukul di tengkuk. Kutarik kaki Ashanty sehingga berada di bibir ranjang, lalu aku menyuruh Ashanty agar bertumpu pada pinggangnya, kuangkat kakinya, kini Ashanty memperlihatkan liang kemaluannya yang sudah basah, selain mengulum kontolku Ashanty juga mengelus elus vaginanya sendiri.
Kujilati vaginanya itu membuat Ashanty mendesis "Aaaauh ..aaaaah ' uuuuuh " rintih Ashanty dengan menggigit bibirnya. Lubang kemaluannya yang sempit itu aku jilati dan aku sedot sedot membuat Ashanty sampai meremas sprei sekuat mungkin, rambut kemaluannya aku sibakkan, lalu aku menjilati di lubangnya itu, dikit dikit lubangnya membasah dengan cepat, lalu aku menjilati ke atas dengan rakus membuat Ashanty sampai merem melek. "Teruuusss' " erang Ashanty Aku terus melakukan oral ke vagina Ashanty, lubang itu makin lama makin lebar, aku terus melakukan jilatan mondar mandir di lubangnya. "Yaaa ..aaaah 'uuuh 'aaaauh ' hhhhssss .. mmmm" dengus Ashanty yang sudah memejamkan matanya menikmati oralku. Kuelus pahanya untuk memberikan rangsangan lagi membuat Ashanty semakin menggelinjang dengan geliat yang mengundang birahi. Tanganku semakin nakal menyelusup lewat kakinya meremas buah dadanya, puntingnya yang lancip itu membuat tanganku semakin gatal untuk mempermainkan Ashanty. Lubang kemaluan Ashanty semakin lama semakin membasah, aku jilati dan telan cairan itu, lubangnya semakin besar, sedang Ashanty semakin meronta ronta.
"Addduuuuh ..aaaaah ' " lenguh Ashanty dengan mencakar ke sprei hingga robek Klitorisnya aku sentil sentil, setiap lidahku menyentil klitoris Ashanty, membuat dirinya sampai menggelinjang tak karuan "Terusss ..aaah ' enaaak " lenguh Ashanty dengan semakin tenggelam
dalam permainan oralku, kakinya menjepit kepalaku, pertanda mau orgasme, aku terus menghisap dan membuat Ashanty langsung menegang dengan kaku "Aaah ..aaakuuu .. aaakuuuuu " lenguh Ashanty dengan memejamkan matanya dan menegang kemudian berkelonjotan, dari vaginanya mengucur cairan panas, tubuhnya berkelonjotan dengan membenturkan mukanya ke ranjang. Ashanty kemudian diam dengan nafas memburu. Kubiarkan Ashanty menikmati orgasmenya. Kurangsang dengan mengelus pahanya yang mulus itu. "Sayang .. enak khan mengulum kontolku yang besar " candaku dengan meremas buah dadanya dengan gemas "Masukin ' aku pasrah dan mau diapain terserah .. akan kulayani kamu, tetapi setelah itu lepaskan aku" pinta Ashanty dengan memohon padaku "Baik ' " kataku dengan singkat.
"Sekarang kamu naik ke pangkuanku .. " perintahku disambut anggukan Ashanty. Kukocok kontolku sedikit lama agar aku gampang muncrat "Pake kondom ya " "Kamu ndak berhak mengatur, Shan .. kau milikku .. " kataku dengan menarik tangannya "Kok gitu sih .. " sungut Ashanty "Kau main sama Anang tanpa kondom .. enak saja " balasku tak kalah bersungut Ashanty kemudian bertopang tangan di bahuku, lalu aku memegang batangku, Ashanty menurunkan selakangannya dan mempaskan batangku pada lubangnya, ketika kontolku menusuk, Ashanty sampai menggigit bibirnya. Terasa susah sekali memasukan kepala kontolku ke lubang Ashanty. "Punyamu gede sekali .. nggak masuk nih " sungut Ashanty "Pelan .. tekan pantatmu .. pelan saja " ajakku dengan memegang pinggang Ashanty dan gantian Ashanty memegang kontolku, pelan pelan kontolku masuk pada bagian kepala, ketika kontolku mulai masuk di bagian kepala itu sudah membuat Ashanty sampai membuka mulutnya dengan besar pertanda kesakitan "Aaaaauuuuuh "
pekik Ashanty yang kesakitan dimasukin kontolku besarku yang dua kali lipat punyanya Anang.
Ashanty menekan dengan pelan, sehingga kini tinggal menekan terus, setiap Ashanty menekan ke bawah, kepalanya sampai digeleng gelengkan "Gillaaa ' kontolmu .. gede banget ' gimana rasanya " keluh Ashanty dengan nafas memburu dan peluh menetes. "Shanty .. katakan sayang dong .. " pintaku dengan mengelus pipi Ashanty "Baik., sayang " ucap Ashanty dengan senyum, entah terpaksa atau puas akan besaran kontolku. Pelan pelan batangku mulai masuk mili demi mili dengan pelan sekali, Ashanty menekan terus dengan menahan nafas dan mata sampai mendelik, lubangnya benar benar ketat sekali, aku sampai tak tahan diremas kontolku dalam lubangnya itu. Aku sampai gemetaran di kakiku "Kamu kok gemetar, sayang " tanya Ashanty dengan merangkulkan tangannya
dan melumat bibirku, lumatan Ashanty terasa enak sekali, seperti tidak ada keterpaksaan sama sekali, rupanya Ashanty lebih baik memilih mengalah sehingga bisa cepat menyudahi ulahku. Tekanan pantat Ashanty semakin besar membuat Ashanty semakin berteriak
teriak "Jangan dipaksa .. tarik dulu ya .. " ajakku dengan memagut bibir Ashanty dan Ashanty membalas pagutanku.
Lalu Ashanty menekan lagi dengan tenaga besar namun secara pelan tenaganya diatur sehingga kontolku semakin tenggelam, separo sudah batangku amblas. Aku sampai menahan nafasku dalam dalam membuat Ashanty tersenyum padaku
"Kenapa ?" tanyaku "Rasain kalo suka maksa orang " canda Ashanty dengan tersenyum "Hmmm . sukakah kamu akan kontolku yang besar ?" "Suka, sayang .. kapan kapan kalo boleh aku bisa menikmati lagi ya " pinta Ashanty membuatku terkejut "Kulepas kau ndak bakalan mau lagi " kataku dengan meremas buah Ashanty "Please .. asal kamu mau diajak kerja sama sih aku nggak masalah .. baru kali ini kurasakan kontol yang besar sekali .. Anang tidak ada apa apa .. " "Aku bakalan muncrat .. " "Ndak apa apa .. tadi kamu
kocokin lama " ujar Ashanty dengan kembali menekan lagi membuat kami semakin terpekik bersama sama "Auuuuuuh sakitnya " pekik Ashanty dengan merangkulku erat. Aku masih merasakan keraguan kata kata Ashanty, itu cuma akal bulus untuk menyenangkan aku saja, Ashanty menarik pantatnya dan kemudian menekan lagi dengan tenaga besar membuat kontolku menjadi amblas sampai tenggelam, Ashanty sampai terpekik keras sekali, tangannya mencakar ke pundakku. Kami diam dengan saling memeluk "Jangan gerak dulu yaaa .. please .. kontolmu besar sekali .. aduuuuh .. nikmat sekali .. andai punya Anang segede ini " kata Ashanty dengan memandangku tersenyum.
Ashanty lalu bergerak naik turun dengan pelan, setiap menghujam kebawah
kami sampai terpekik. "Sayaaang ..aaah .. nikmatnya ..gesekannya itu lho ' beda banget " ujar Ashanty dengan menggeleng gelengkan kepalanya sehingga rambutnya acak acakan, kupagut dan kulumat bibir Ashanty dan Ashanty membalasnya tak kalah rakus dengan tetap bergerak menggenjotku. Kupegang kepalanya dan kembali kami saling melumat. lumatan Ashanty semakin lama semakin rakus, menahan kepalaku dan melepas pagutan kemudian mengenjotku naik turun, gerakan Ashanty semakin liar, tidak hanya naik turun namun kadang memutarkan pantatnya membuat aku sampai mendelik merasakan remasan dan sedotan di vaginanya. Rupanya Ashanty tak tahan lama, pertanda dia mempercepat genjotannya membuat aku meladeni gerakannya, genjotan Ashanty kadang miring menbuatku semakin erat memegang pinggangnya. Menit demi menit kami saling menggenjot, saling melumat
"Saaaayang ..aku nggak taaahaan nih " seru Ashanty dengan nafas memburu dan keringat bercucuran, jepitannya semakin kuat dan dengan sekali genjot keras Ashanty melengkungkan badanya dengan menegang, kuremas dengan kuat buah dadanya
"Aaaaaah '. " lenguh Ashanty melengkung, kemudian berkelonjotan, vaginanya menjepit kuat kontolku, kutahan agar aku tidak orgasme. Dari vaginanya memancar cairan panas membasahi kontolku, Ashanty langsung berkelonjotan dan kupeluk dengan erat, kuciumi pada pundakknya,
Ashanty memelukku dengan membuang nafas. Lama lama tubuhnya diam, hanya dadanya masih bergerak membuang nafas. "Namamu siapa, sayang " tanya Ashanty dengan pelan "Burhan .. panggil saja Han " kataku dengan mengelus punggung Ashanty. "Baru kali ini aku rasakan .. Anang selalu keluar sekali main .. payah tuh " semprot Ashanty. Kata kata Ashanty membuatku semakin bersemangat, aku akan bertahan tidak orgasme ronde selanjutnya "Rasakan saja nanti . kamu akan ketagihan sama kontolku " "Aku sudah ketagihan, sayang " ucap Ashanty. Kedua kaki Ashanty menjepit pinggangku dengan erat. Kedua tangannya merangkul ke pundakku dengan erat. "Janji ya .. kalo lain waktu aku main lagi sama
kamu ' kamu jahat .. menculikku .. aku banyak pekerjaan .. kalo aku senggang kamu mau khan ?"
"Mau .. " "Baik ' beri akuw
aktu dulu ya .. ndak apa khan ?" tanya Ashanty "Terserah .. " "Nanti keluarkan spermamu di dalam saja ' " "Siapa yang
memperawanimu,sayang " tanyaku "Anang si brengsek itu .. " maki Ashanty. "Kecewa yaaa ?" "Demi alasan duit saja .. kalo nggak digituin nggak mau .. Anang lebih jahat dari pada kamu .. sudah jahat letoy lagi .. " "Kok masih mau ?" "Tauk .. nyesal aku memberikan keperawananku pada dia .. " sesal Ashanty dengan memelukku lagi lebih erat, mengatur nafasnya dengan teratur. Mendadak ada suara dering hape, ternyata hape Ashanty yang berada di ruang depan "Sayang .. boleh nggak aku telepon .. janji aku nggak lapor polisi " pinta Ashanty dengan mengelus pipiku, kemudian melumat bibirku dengan rakus "Boleh .. " "Cabut dulu yaaa " pinta Ashanty dengan mencoba menarik pantatnya pelan pelan, kontolku terasa seret sekali dicabut, Ashanty sampai meringis kesakitan "Siaaal .. gede banget nih kontolmu, sayaaang " pekik Ashanty dengan gemas, untung belum mengering, aku sebenarnya nggak tahan juga kalo genjot lagi aku bakalan muncrat, sempit sekali lubang vagina Ashanty.
Kami terpekik bersama saat berusaha melepaskan tubuh kami, dengan tenaga
ekstra akhirnya lepas juga, Ashanty langsung keluar kamar menuju ruang tengah. Sedang aku langsung ngeloyor ke kamar mandi, kukocok kontolku dengan cepat dan keras agar muncrat, aku sampai merem menikmati oralku dan aku muncrat dengan lirih, air maniku muncrat sampai menembak ke dinding, aku merasa lemas. Aku hirup nafas dalam dalam menguasi situasi, lalu aku membersihkan kontolku. Kubayankang tubuh seksi Ashanty telanjang bulat, pelan pelan kontolku mulai menegang lagi, kukocok lagi dan lama lama kontolku setengah ngaceng, aku lalu keluar kamar, kemudian melihat Ashanty yang berdiri membelakangiku, aku langsung memeluknya lagi belakang dan meremas buah dadanya, membuat Ashanty langsung menggelinjang. Tangan kirinya menahan tanganku yang semakin nakal meremas buah dadanya bergantian, Ashanty kemudian menutup teleponnya "Kamu nakal ' ayooo .. terusin lagi yaaa .. " ujar Ashanty dengan menarik tanganku kembali menuju ke kamar. Sampai di kamar, Ashanty langsung memelukku dan kami saling melumat dan memilin di ranjang, kami sangat rakus sekali memadu birahi.
"Keluarkan
kejantananmu, sayang .. beri aku kepuasan dengan kontolmu .. ayoo masukin " perintah Ashanty dengan tersenyum, nafasnya memburu dengan cepat. Aku langsung mempaskan batangku ke lubang Ashanty "Akan kubuat kau merintih rintih, meronta ronta ' " ejekku dengan menekan batangku ke lubang kemaluan Ashanty. "Pelan, sayang ..
huh .. kontolmu benar benar besar sekali .. tak pernah aku merasakan sebesar dan senikmat ini .. sayang kalo diliewatkan .. " kata Ashanty dengan tersenyum padaku, kemudian meringis dengan menggigit bibirnya karena aku menekan batangku dengan sekuatku membuat batangku melesak sampai separonya, itu saja sudah membuatku sampai gemetaran lagi, kedua kaki
Ashanty dilingkarkan di pinggangku. "Tarik dulu ..
dorong yaaa .. nanti genjot
aku .. " ujar Ashanty dengan memagut bibirku dan kami berpagut dengan penuh kemesraan, seperti tak ada lagi rasa takut pada diri Ashanty. Sebelumnya menolak nolak diajak, setelah dipaksa dan mau, kini malah ketagihan dan ingin dipuaskan dengan segera. Aku terus menekankan batangku lagi, mili demi mili batangku melesak pelan pelan, dengan kutarik dan kusentak membuat Ashanty mendongak dengan melenguh
"Aaauh ..aaah ' sakitnyaaaa .. jahat kamuuuu " pekik Ashanty dengan melingkarkan kedua tangannya memelukku. "Enak sekali lubangmu, Shan ' jangan biarkan si Anang terlalu sering menyetubuhimu .. biar aku saja" pintaku dengan tersenyum "Asal kamu ndak maksa maksa aku nggak masalah .. caramu itu yang jahat .. " ledek Ashanty dengan mencubit ke punggungku. "Janji ya kalo ada waktu luang kita bercinta lagi ya " "Iyaaa . ayo genjot ' hajar aku ' " ajak Ashanty dengan mulai menggerakan pantatnya memutar. "Siap siap Shanty, sayangku " kataku dengan tersenyum dan disambut senyum dan pagutan Ashanty. Aku langsung melumat bibir Ashanty dengan rakus, kemudian aku menyodokan batangku
dengan pelan pelan, tangan kananku meremas buah dadanya sekerasnya, membuat Ashanty langsung berontak, menggelinjang, lumatan yang rakus dan meneydot nyedot dibalas oleh Ashanty tak kalah rakus, aku terus melakukan sodokan keluar masuk vagina Ashanty, tanganku dengan gemas meremas keras lagi buah dada Ashanty. Ashanty menarik kepalaku.
"Kau buas sekali .aaah ..aaauh ' hhhhssss' mmmm " pekik Ashanty yang belum selesai bicara sudah aku lumat lagi, membuat Ashanty sampai kepayahan melawanku, bagian dadanya berusaha montang manting kesana kemari, namun tanganku tak pernah lepas dari buah dadanya, gantian aku dengan tangan kiriku yang meremas buah dada sebelahnya, sedang tangan kananku memegang dahi Ashanty, sehingga membuat Ashanty berhenti melawan lumatanku, hanya rintihan dan lenguhan saja yang terdengar. Batangku keluar masuk dengan mantap, Ashanty mengimbangiku dengan pelan, tak seimbang dengan gerakanku yang semakin cepat dan keras menyodok nyodok. "Haaan ..aaah ' pelan aah ..sakit " erang Ashanty
dengan menahan kepalaku agar tidak melumat, namun aku tak menyerah dengan terus menyerbu bibir manis Ashanty itu. Kusodok sodok dengan cepat, terasa sekali batangku diremas dua kali lipat lebih keras membuatku ingin terus menggenjotnya. "Ayooo .. keluarkan spermamu, sayang " kata Ashanty dengan memelukku erat dan melayani nafsuku dengan melumat lagi dan kami saling memeluk dengan erat, Ashanty selalu mendongak ke atas ketika aku dengan gemas menciumi lehernya dan buah dadanya aku remas, serta aku menyodokan batangku
Menit demi menit aku menggerakkan pantatku lebih cepat membuat Ashanty semakin kepayahan, jepitan vaginanya di batangku menyempit dengan cepat pertanda mau orgasme "Saaayaaang ..aaah .. kuaaaatnya kaaamuuu " pekik Ashanty dengan menahan ke dadaku, tangan kirinya mencegah tanganku meremas buah dadanya, namun aku terus menyodokan dan kuhentikan remasanku, lalu aku bertopang dengan kedua tanganku dan kini aku menggenjot Ashanty dengan keras dan membuat Ashanty orgasme lagi, kedua kakinya menjepit dengan keras pada sodokanku yang
membuat Ashanty. Ashanty melengkung dengan melolong "Akuuu daapaat ..dapaaaaaat " erang Ashanty dengan menegang kemudian berkelonjotan bak cacing panas, kuhentikan sodokanku dan Ashanty masih berkelonjotan, terkadang mengejan dengan keras memuntahkan cairan orgasmenya, kontolku kembali disiram cairan hangat lagi dan Ashanty kemudian lemas pelan pelan, dadanya naik turun
menikmati orgasme. Nafasnya tak teratur.
Kutundih dan kuberikan ciuman di lehernya, kemudian aku gigit untuk memberikan cupangan, Ashanty menahan kepalaku namun sudah terlambat, aku menggigitnya sehingga Ashanty mendelik dan mengerang
"Aaaauuuuuh '.saaaakiiit " pekik Ashanty yang akhirnya pasrah saja. Kami terdiam kemudian dengan mengatur nafas, habis itu Ashanty dengan marah mencakar punggungku "Kamu jahaaaaaaaaaaaat .. bikin cupang segala .. jahaaat " ucap Ashanty dengan mata marah "Kau milikku, sayang .. aku berhak melakukan apa saja ' " balasku tak kalah memandang matanya dengan menahan rasa sakit
cakaran tangan Ashanty "Lain kali kalo cupang jangan di leher ' bisa ketahuan orang .. " ujar Ashanty dengan mengelus lehernya yang perih, lalu dengan diam memalingkan
mukanya "Itu masih bisa ditutup dengan baju kok, nggak di leher atas " "Lain kali kalo nyupang di buah dadaku saja ' " ucap Ashanty dengan mengalah "Tapi kamu suka khan ?" ledekku "Nggak .. enak saja .. " maki Ashanty dengan kesal. "Ya dah .. nanti aku cupangin kamu di buah dadamu " kataku lagi dengan tersenyum "Jangan ah .. kapan kapan saja .. aku nggak mau main lagi kalo kamu jahat
begitu .. " keluh Ashanty "Oke deh ' tapi kalo Shanty nggak mau kuatur .. awas " ancamku "Ndak masalah ' kuatnya kamu belum keluar juga .. Anang tidak ada apa apanya deh ' letoy banget"
"Dah tuwek kali .. " ledekku "Tuwek .. plus letoy ' satu ronde saja dah menyerah " maki Ashanty dengan kesal. "Masih mau nerusin ?" "Ihhh .. kamu belum keluar .. nanti kamu keluarin yaaa .. kamu kuat dan perkasa, aku mendambakan lelaki perkasa sepertimu .. sayang kamu kasar dan jahat .. kalo kamu mau romantis .. aku nggak masalah bercinta denganmu terus .. " "Aku kesal sama kamu nggak nurut " "Baiklah sayang .. kuberikan diriku seutuhnya padamu .. puaskan dahagaku .. berikan aku kenikmatan luar biasa seperti tadi .. setubuhi aku sepuasmu .. buat aku menggelepar tak berdaya minta ampun " ajak Ashanty dengan tersenyum "Okeee .. kau akan merasakan kenikmatan cinta sangat luar biasa Ashanty sayang .. Ashanty, oh .. betapa mulus dan seksinya kamu .. akan kusetubuhi dan kuhamili dirimu " "Aku nggak bakalan hamil, aku tidak dalam masa subur .. enak saja menghamili aku .. kalo aku hamil, aku nggak bisa merasakan kenikmata cinta lagi .. ntar ya beri waktu .. nanti biar aku atur, agar Anang tidak minta menyetubuhiku .. aku milikmu .. bukan milik Anang lagi .. " ucap Ashanty dengan memelukku dengan erat dan membisikkan kata romantis
"Kau hebat, sayang .. kontolmu hebat .. segede kontol kuda .. mantap, besar panjang ' ganas dan juga jahaaat " bisik Ashanty dengan menjilati telingaku "Kau sangat seksi sekali Ashanty .. lonteku, gundikku .. " "Ih .. kamu makin jahat nyebut aku lonte, gundik .. jangan
pake kata itu .. nggak romantis " ledek Ashanty dengan menggigit telingaku pelan "Lalu apa, sayang " tanyaku dengan berbisik lagi "Jadikan aku sebagai bak istrimu .. salurkan libidomu ke aku terus .. aku puas akan sodokanmu yang sangat mantap sekali .. jadikan aku peliharaanmu saja " "Apa bedanya .. itu sama saja gundik " semprotku nakal menjahil telinga Ashanty "Huuuuh .. ya deh .. jadikan aku pemuas nafsumu .. aku akan selalu melayani kamu .. lain kali kalo aku minta kamu kudu siap ya "
Kami tertawa kecil dan memeluk dengan erat dan kami diam kembali mengatur nafas. Setelah kami merasa cukup untuk mengembalikan tenaga,
aku mengajak Ashanty untuk kembali menuntaskan asmara birahi. "Mau berhenti atau terus ?" godaku "Berhenti ? enak saja .. terusin .. " pekik Ashanty dengan mencubitiku.
"Nah . ketahuan belangnya .. tadi nolak nolak diajak .. sekarang malah nagih " "Habis kamu jahaat duluan ' " semprot Ashanty dengan memelukku dan menggulingkan sehingga kini aku dibawa. "Nungging ya .. Anang nggak bisa tuh .. kalah satu ronde langsung menggelepar " "Oke .. cabut
dulu, sayang " ujarku dengan menahan pantatku, Ashanty menaikan pantatnya, terasa sangat seret tercabut batangku yang masih ngaceng itu. Ashanty sampai meringis keenakan ketika gesekan kontolku "Gilaaa bener nih .. enak sekali kontolmu, sayang " puji Ashanty dengan tersenyum lalu membalikan badannya dengan nungging. Kedua tangannya ditumpukan dengan ditekuk di ranjang, aku menjadi terangsang dengan posisi nungging , aku lalu duduk dan langsung meremas pantat Ashanty, Ashanty langsung menggoyangkan pantatnya "Kalo aku goyang kamu suka khan ?" tanya Ashanty dengan mengerling nakal "Betul ..
nikmat sekali pantatmu, sayang " pujiku dengan maju lebih dekat, selakanganku
kutempelkan ke pantat Ashanty, batangku lalu kupegang, aku mendesak maju, memasukan batangku, pelan pelan aku
menekan. Posisi nungging Ashanty sangat merangsang sekali, apalagi buah dadanya yang menggelantung sangat indah sekali, siapa tak tahan pasti akan segera meremas buah dadanya yang montok itu. Aku majukan lagi pantatku menekan dengan tenaga besar membuat Ashanty berteriak
"Pelaaaan, sayaaang .. sakit aaah " erang Ashanty dengan menggigit bibirnya. "Maaf ya ' " kataku dengan pelan pelan menekan, lalu
menarik lagi dan kusodokan dengan keras membuat Ashanty langsung menjerit "Haaaaaaaan .. sialan kaaau " maki Ashanty dengan setengah marah namun kemudian tersenyum sangat nakal dengan mengerling. kontolku sudah melesak separo lebih dan kutarik dan kutekan lagi, Ashanty
menahan dirinya agar tidak kesakitan kalo aku menekannya dengan keras, namun Ashanty kecele "Siaaal kau, sayang .. ngerjain aku yaaa " ujar Ashanty dengan mengempitkan kakinya menjadi batangku terjepit sangat keras "Waduuuuuh .. sakiiit " erangku dengan gemas "Rasaaiiin " maki Ashanty dengan tertawa dan kemudian kembali memandang ke depan, tepat di seberang ranjang ada cermin besar, terlihat Ashanty menggigit bibirnya, kadang menggeleng geleng pertanda nikmat sekali batangku masuk lewat belakang "Tekan yaaa .. amblasin saja ' mau keluar ndak ?" "Aku nggak tahan kalo dijepit begini .. gila ini vaginamu Shan ' legit dan ketat " pujiku dengan memajukan tanganku dan meremas buah dadanya.
"Yaaa ' enaak sekali Han, sayang ' uuuuuh ..aaaaah .. " puji Ashanty yang disambung dengan erangan. "Fiuuuh " siulku dengan senang "Remes buah dadaku, sayang .. sesukamu saja " ajak Ashanty dengan menekan ke belakang dan membuat kontolku menjadi amblas. Lalu aku menarik kontolku dan menggenjotnya maju mundur membuat Ashanty tergoncang goncang "Auuuuh ..aaaah ..
uuuuh .. hhhhhhsss. '. fiuuuuuuuh " lenguh Ashanty yang termakan birahi tinggi, senang sekali rasanya Ashanty bisa disodoki dengan kontol besar "Aku senang sayang .. kontolmu yang besar menyodokiku dari belakang ..aaaaah ..aaayoo . genjot lagi dengan keras " ajak Ashanty "Oke " jawabku singkat dengan menggenjotnya lebih cepat, Ashanty sampai melolong, berteriak tak karuan, kepalanya menggeleng geleng, dadanya menggelinjang karena aku remas. Kupegang kedua buah dadanya membuat Ashanty sampai menekan kepalanya ke ranjang "Gilaaa .. Haaan .. nikmaaaaaaat '. bangeeeeeet nih " pekik Ashanty dengan menggigit bibirnya lagi. Aku menggenjot Ashanty dengan cepat karena aku tak tahan lagi, batangku terasa panas, gesekan batangku menimbulkan suara merdu dan membuat Ashanty tertawa senang
"Ayooo ..soooodooook .. yaaa .. soooodoook " Ashanty memberi aba aba. Menit demi menit aku menyodoki dari belakang itu membuatku tak tahan lagi, demikian pula dengan Ashanty. Kami mencapai orgasme setelah kontolku dengan keras menyodoki, jepitan Ashanty di vaginanya menyempit dengan cepat, Ashanty melolong dan berteriak "Saaayaaang .. maaauuu ..sampaii nih " pekik Ashanty yang tergoncang goncang aku sodoki "Iyaaa .. sama .. kempitkan kakimu aaah .. aku mau muncrat " "Oke .. di dalam yaaa " ujar Ashanty dengan mengempitkan kakinya, Ashanty mengangkat kepalanya ke atas dan menegang dengan kaku, aku menegang kaku mneyusul kemudian, batangku kembali disiram cairan panas, lalu kutembakkan air maniku dan kusodokan dalam dalam. "Creeeeeet ' creeeeeet .. creeeeeeeet ' creeeeeeeeet " lebih dari lima kali aku menyemburkan isi kontolku. Ashanty menggelepar dengan bertumpu pada kepalanya, sedang aku menahan dengan memegang kedua buah dadanya dengan menindih Ashanty yang masih nungging kontolku mengucur cairan kental keluar dari sela sela lubang kemaluan Ashanty, Ashanty berkelonjotan, demikian pula dengan aku. Kami akhirnya diam dengan mengatur nafas.
"Sayaaang .. cabut aaah .. " pinta Ashanty. Aku menarik kontolku yang penuh dengan lendir, melihatku yang hanya memandang ke kontolku, Ashanty membalik badannya "Yaaaaaaa .. aaampuuun .. banyak sekali " pekik Ashanty dengan berbinar lalu dengan rakus dijilati kontolku lalu dikulum untuk dibersihkan, tanpa jijik Ashanty menelan semua air maniku yang bercampur dengan cairan Ashanty. Lama lama kontolku menjadi bersih walau tidak ngaceng sekali, setelah itu Ashanty tersenyum padaku. Lalu menghempaskan badannya tiduran untuk mengatur nafas, matanya dipejamkan,s edang aku juga menyandarkan badanku dengan mengambil bantal Kami diam sangat lama sampai kami tertidur. Aku bangun terlebih dahulu, kulihat Ashanty yang pulas dan kubangunkan. "Makasih Han .. aku mandi .. setelah itu pulang .. yuuuk .. kumandiin kamu " ajak Ashanty Kami mandi bersama dengan cepat karena Ashanty memintaku untuk menghemat waktu, setelah mandi Ashanty mematut di cermin, lalu memelukku
dan memberikan pagutan mesra. Kuremas pantatnya. "Gimana mau pulang nih .. aku nggak tahu jalan pulang .. aku di
mana nih " tanya Ashanty
"Tenang ' aku antar yaaa .. kamu keluar dulu " kataku dengan tersenyum "Okee " Ashanty keluar dari kamar, aku membuka obat bius cairan yang bisa membuat orang pingsan, kusimpan di tempat tersembunyi lalu aku membasahi sapu tangan, kemudian aku keluar dari kulihat Ashanty tersenyum padaku, kini sudah sangat cantik dipoles dengan beda dan lisptik. "Tuuuuh .. lihat keluar " kataku "Ada apa .? " tanya Ashanty dengan membalikkan badanya, aku langsung membekap hidungnya dengan sapu tangan itu, Ashanty meronta ronta namun tak berapa kemudian menjadi pingsan, aku membopong Ashanty menuju mobilku. Kubawa tas Ashanty dan di mobil itu aku langsung membuka roknya lalu menarik celana dalamnya dan kulepas lalu kusimpan dalam saku celanaku, demikian pula dengan BHnya aku lepas dan bajunya aku rapikan kembali Aku menuju kembali ke Jakarta, kembali ke parkiran mobil di mana mobil Ashanty terparkir, hari sudah menggelap ketika aku sampai, kebetulan lahan sampingnya kosong, aku langsung memindah Ashanty dan kududukan di
kursi stir. Aku menunggu lumayan lama, kuciprati dengan air mineral agar bangun.
Pelan pelan Ashanty membuka matanya dengan
sayu. Mengucek matanya pelan, lalu kesadarannya pulih "Dimana aku " tanya Ashanty dengan mengelap mukanya, lalu memalingkan wajahnya bertemu denganku "Dimana Han ? aah .. kamu apain aku tadi " tanya Ashanty dengan melotot "Sudahlah .. kamu sudah sampai Jakarta dan berada di mobilmu sendiri " "Kamu membiusku yaaa .. jahat kamuuu " ujar Ashanty dengan marah "Aku tak mau kamu tahu di mana kita tadi .. aku takut kamu lapor polisi " "Aku nggak lapor .. aku malah puas bercinta denganmu ' " balas Ashanty dengan tersenyum "Ya sudah .. selamat pulang .. lain hari
kita janjian yaa" kataku dengan memegang kepala Ashanty dan melumatnya dengan rakus, Ashanty membalas lumatanku, lama kami saling memagut. Kami menyudahi saling pagutan
itu, aku keluar dari mobilnya dengan tersenyum, Ashanty belum sadar kalo tidak memakai BH dan CD. Kuberikan CD dan BHnya itu membuat Ashanty meraba buah dada dan selakangannya "Kamu jaaahaaat .. jaaahaat " maki Ashanty dengan gemas. Aku tak mengubris dan meninggalkan Ashanty, lalu aku masuk ke dalam mobilku dan melenggang pergi, Ashanty lalu menghidupkan mobilnya dan menguntit aku.
Keluar di keramaian Jakarta yang malam itu lenggang, aku masih dikuntit oleh Ashanty, aku masuk ke parkiran basement di jalan jenderal Sudirman, lalu aku keluar lagi menuju Senayan, sesampai di Senayan aku ngebut masuk tol, mobil Ashanty ketinggalan karena aku zig zag menyalip trus, aku lalu keluar dari tol. Tak lama kemudian mobil Ashanty terlihat di jalan tol dan tidak keluar, aku lalu memutar lewat jembatan Tomang. Kutelpon Ashanty. "Hallo " jawab Ashanty "Kecele yaaa .. aku sudah nggak di jalan tol " kataku dengan penuh kemenangan "Sialaaan kau .. jahat .. " "Yaaa dah .. puas khan tadi ?" "Iyaaa ' kapan mau bercinta lagi sayang ?" tanya Ashanty "Kapan saja .. hubungi nomer ini yaaa .. " "Okeee " Paginya aku mengganti mobilku dengan kepunyaan teman untuk membuntuti Ashanty, pagi pagi aku sudah berada di perumahan Ashanty. Lama sekali tak keluar sampai jam 10.00, baru jam
11 siang Ashanty keluar dengan mobilnya. Aku langsung
membuntutinya. Mobil Ashanty menuju ke arah Semanggi dan berputar menuju ke arah Blok M, di depan Polda Metro Jaya, Ashanty memelankan kendaraannya, lalu terhenti. Rupanya Ashanty mengalami kebimbangan, ingin melaporkan kasus penculikan namun mendapatkan kepuasan seks yang luar biasa, pikirannya berkecamuk, aku juga berhenti pada sebuah warung di bawah jembatan Semanggi.
Aku langsung menelponnya "Haalooo " "Mau lapor polisi ya ?" "Haaah .. kamu di mana ?" "Kalo kamu lapor polisi .. foto dan videomu agar tayang sejam lagi " ancamku "Nggak ah .. aku di rumah kok " ujar Ashanty bohong "Enak saja .. kamu di depan Polda Metro .. " kataku dengan ketus Ashanty membuka jendela mobil dan mencari cari aku "Kamu di mana ?" "Segera masuk ' sana lapor ' aku tenang sajaaa " "Nggak ah ' bingung .. mau ngelaporin kamu .. nantinya aku nggak bisa dapat kepuasan kayak semalam .. gimana ya .. aku takut karirku hancur .. please ' asal kamu jangan upload aku nurut kok " "Kamu hendak lapor .. kalo ketemu kamu akan kuhukum .. " ancamku dengan pelan "Aaaah jangan aah .. ampuni aku .. " "Kau milikku sayang .. jangan rusak dirimu ' nasibmu ditanganku .." "Iyaaa .. aku milikmu please .. aku janji nggak lapor .. janji .. sungguh " ujar Ashanty dengan memohon mohon. "Hukuman pertama .. besok
kamu temuin aku yaaa .. bawa uang 5 juta untukku .. " "Hmmm .. kamu mau memeras yaaa " ejek Ashanty dengan ketus.
"Tidak .. itu kesalahanmu pertama hendak lapor .. setiap kesalahan ada hukuman, aku masih mending mendendamu .. kalo kamu aku ikat dan kusodoki gimana ?" "Okeee .. okeee aku nurut saja .. baik aku nggak lapor " "Percuma lapor polisi .. kamu malah malu diliput wartawan .. tuh di dalam banyak wartawan, nikmati saja, sayang ' kamu khan puas kuservice .. janjinya nggak
lapor tapi malah mau ke polda .. gimana nih" "Iyaaa sih .. tolong yaaa .. jangan hancurkan karirku .. aku menurut kamu saja, aku milikmu' terserah mau diapaain .. tapi aku kudu dipuasi lagi ya besok " "Naah .. ngaku pasrah kok ngeyel " "Oke ..sudah ah .. aku nurut kamu .. besok aku bawain uang lima juta tunai " jawab Ashanty dengan berat. "Anggap saja kemaren hari buruk yang berakhir dengan kepuasan .. nikmati saja harimu .. akan kupegang teguh janjiku asal kamu nurut dan nggak lapor. Kamu bimbang mau lapor nggak dapat lagi kepuasan
seks .. iya khan ?" "Iyaaa .. "
jawab Ashanty dengan menghembuskan nafasnya yang terdengar di handphoneku. "Ya dah .. tinggalkan polda metro .. kerja atau pulang .. jalan "
Ashanty menjalankan mobiilnya lagi dan meninggalkan Polda Metro dan menuju ke arah Blok M. Dalam mobilnya menetes air matanya lagi. Berhenti di pinggiran halte
dan terpekur "Bingung .. mau lapor .. kok semalam aku puas banget bercinta dengan dia .. Anang letoy banget, nggak bisa ngasih service kayak dia .. huh .. ya
sudahlah .. dari pada karirku hancur .. aku nurut saja, lebih baik itu .. puas sekali aku bercinta dengannya .. aku sampai menggelepar .. mainnya enak banget .. " ujar Ashanty dengan berbicara sendiri lalu dihapusnya air matanya lalu menjalankan mobilnya lagi

Ashanty mempunyai paras yang cantik, rambut panjang, buah dada besar walau tidak montok, tinggi tubuhnya tidak tinggi. Karena sudah kepalang berpikiran ngeres, dan suka
mencari informasi bagian kehidupan hitam artis, baik
dari sembunyi memotret dan merekam aktifitas seks para artis, sehingga aku tertantang untuk mencoba mencari peruntungan untuk bisa menggumuli Ashanty, ingin menikmati kesintalan tubuhnya. Sudah putih, mulus dan tubuhnya bener bener seksi, apalagi aku suka dengan bibirnya yang seksi. Menguntitnya sampai konser yang dilaksanakan di kota Semarang, kukuntit kesana . Sampai di Semarang Aku Memesan Kamar di sebuah hotel , lalu istirahat pagi harinya pagi pagi, aku keluar kamar, tak disangka aku melihat Anang dan Ashanty pagi pagi itu chek in di hotel yang sama, aku pura pura tak tahu dan aku menyamar menggunakan topi, kuketahui mendapatkan kamar tepat di sebelah kamarku, tapi kamarnya berseberangan.
Setelah membawa semua koper masuk ke dalam kamar aku mencoba mencari celah pada enternit hotel. Aku mengawasi mereka kapan keluar hotel. Tepat jam 9 pagi mereka berdua keluar kamar. Pilihan sulit, kamar Ashanty di sebelahku dan kamar Anang lain seberang, mana yang kupilih aku akhirnya jatuh mengawasi kamar Ashanty saja, tapi aku juga jaga jaga dengan kamera kecil kain. Aku membuka plafon dan lumayan longgar ukuran plafonnya, dengan bekal peralatanku aku mencoba membuka plafon di kamar Ashanty, kulubangi plafon itu dengan hati hati
tepat di atas ranjang, untung sebelah plafon pojokan ternyata bisa dibuka lalu aku mencoba turun dan aku sudah berada di dalam kamar Ashanty, kupasang kamera kecil di dalam kamarnya, dan kulubangi sebuah tembok yang ternyata empluk sekali karena untuk meredam suara dalam kamar, dan tembus ke kamarku. kupasang kamera itu yang
panjangnya tembus sampai kamarku sehingga aku bisa menyambungkan kabel lebih mudah. Bagian atas plafon tertutup lampu, sehingga aku terasa aman untuk menyembunyikan kamera itu.
Setelah puas dan dirasa yakin, aku naik lagi ke plafon dengan tali dan menutup plafon lalu kembali ke kamar. Di kamar aku menyiapkan laptop dan kabel lalu kusambungkan, test record lancar, tinggal menunggu adegan hot mereka, semoga saja mereka bercinta. Aku menunggu hanya dalam kamar hotel, laptop aku nyalakan seharian, tepat jam 08 malam mereka pulang sampai kelelahan, mereka berdua masuk kamar Ashanty. Hanya sebentar karena kelelahan, Ashanty mematut di depan cermin, kemudian Anang keluar kamar Ashanty, setelah keluar Ashanty membuka pakaiannya dan telanjang
bulat,aku sempat merekamnya, lumayan bisa melihat tubuh polos Ashanty. Tanpa menggunakan pakaian sehelai benang pun Ashanty mengambil telpon dan mengundang Anang masuk kamarnya, aku sempat bisa melihat vagina Ashanty yang penuh dengan rambut kemaluan, bahkan aku sampai ngaceng tak karuan, benar benar hot banget ini cewek. Setelah Anang masuk, terjadilah percintaan yang panas, saling memeluk dan memilin, dari kameran atas terlihat jelas, Ashanty menggenjot Anang sampai kewalahan, rupanya Anang tidak jago di ranjang, Anang menggelepar terlebih dahulu, dan membuat Ashanty sedikit kecewa.
Paginya mereka keluar hotel, masih ada kekecewaan pada diri Ashanty, ternyata Anang tidak jago urusan ranjang, hanya jago urusan nyanyi. Setelah aku mengedit hasil rekaman, saatnya aku melakukan perhitungan dengan Ashanty, lagian Krisdayanti juga masih jengkel sama Anang, maka kalo mau picik aku bisa memanfaatkan Krisdayanti, namun aku tak mau .. satu satu caranya adalah menculik Ashanty. Namun aku perlu juga nomer hape Ashanty, maka aku mencari informasi ke Krisdayanti, setelah kuajak bercinta semalam, Krisdayanti sampai menggelepar minta ampun, kuperiksa hapenya, banyak nomer hape artis, dan ketika sampai pada abjad S, ada namanya Ashanty. Kusimpan dalam hapeku dan aku tidur kembali memeluk Krisdayanti yang masih terlelap tidur dalam mimpi. Esoknya dengan sedikit mengancam aku mengirimkan sms, kusertai sebuah foto telanjang Ashanty ketika bertelepon.
Mendapatkan sms seperti itu membuat Ashanty kaget, bingung, hendak lapor Anang aku sudah mengancamnya kalo
foto foto dan adegan bercintanya akan aku kirim ke rapidshare dan forum-forum, sehingga membuat dirinya panik sampai menelpon aku, namun aku sudah mematikan nomer hapeku.
Kubiarkan dia bingung, hari demi hari aku masih menguntit Ashanty, ketika dia sendirian dalam menuju ke kantor Anang, aku mencegatnya dengan duduk di parkiran basement Mall Sarinah, ketika mendapatkan sms itu, dia langsung menuju ke basement mall Sarinah, dia mencari mobilku, kupersiapkan obat pembius yang aku tuangkan pada sapu tangan untuk membuat Ashanty pingsan. Posisi parkirnya pun mojok sehingga mobilnya aman kalo nanti aku setelah puas menggumuli Ashanty. Dengan wajah tegang dan ketakutan Ashanty berjalan dan berhenti tepat di mobilku, hari itu menggunakan celana panjang dan kaos oblong dan buah dadanya memang besar tapi tidak montok. Sehingga membuat kontolku berdiri tegak lalu kutututupi dengan bajuku. Kunyalakan lampu mobilku dan Ashanty mendekat, kubuka pintu mobil sebelah kiri, dan dengan wajah ketakutan Ashanty akhirnya masuk "Silakan masuk .. " kataku "Mas .. tolong ya .. jangan dipublish ..kaaa karirku bisa hancur .. " kata Ashanty dengan takut takut "Tak semudah itu anda menyuruh saya .. "
"Tolong berapapun kau minta uang akan saya bayar .. anda kejam dan tak berperikemanusian .. memeras orang .. " ujar Ashanty dengan wajah marah dan cemberut. Kuberikan beberapa foto hot dia, juga foto hubungan seksnya dengan Anang, Ashanty makin syok dan bingung, nafasnya tak teratur namun tidak mengurangi kecantikannya, ketika sibuk dengan melihat foto berjumlah sepuluh itu, aku langsung membekapnya dengan sapu
tangan, Ashanty berontak dengan mencakar tanganku, namun terlambat obat bius itu sudah keburu terhirup ke dalam dadanya. lima detik kemudian sudah pingsan, lalu dengan nakal, aku mencoba membuka celana panjang dan celana dalamnya kutarik, alamak .. vaginanya sempit bener .. pantesan Anang cepat KO, lalu tanganku naik dan masuk ke bajunya dan masuk ke dalam cup BHnya dan kuremas buah dadanya. Hmmm.. empuk dan kenyal . puntingnya lancip. Kurapikan lagi celana dan bajunya, aku langsung melesat keluar kota Jakarta, masih ada dua jam Ashanty sadar. Kubawa ke sebuah villa yang jauh dari keramaian, kumatikan hape Ashanty, kumasukan mobilku sampai garasi dan kubopong tubuh Ashanty sampai ke ruang tengah, kuletakan duduk di sofa tanpa kuikat, ku persiapka
layar LCD 21 inchi dan video percintaan Anang dan Ashanty.
Kuambil air dan kuguyur muka Ashanty, namun sebelumnya aku mencium pipinya dan bibirnya, manis sekali nih cewek, namun aku tak mau memperkosanya. Akibat aku guyur dengan air akhirnya Ashanty bangun, matanya dibuka dan dikucek kucek dan tertuju ke layar LCD di mana ada adegan hubungan seksual mereka "di mana aaku .. dimanaa " kata Ashanty dengan bingung, setelah kesadarannya pulih barulah merasa asing di tempat itu. "bangsat .. kau menculikku .. " umpat Ashanty dengan hendak berdiri, namun aku mendorongnya kembali rebah "Kalo mau macem macem ' rasain " kataku ketus. Ashanty ketakutan, bahkan makin bingung, adegan seksnya membuat dia sampai menutup mulut dengan tangannya. "maas .. tolong lepaskan saya " Ashanty memohon dengan menangis "Aku mau melepaskan dirimu, tapi ada syaratnya ' nggak bisa seenaknya .. " kataku dengan menunjuk ke layar samping Ashanty, ada slide show foto Ashanty yang sedang telanjang bulat tanpa sehelai benangpun "Toloong .. jangaaaan perkosa sayaaaa .. saya akan bayar berapapun .. "
"Yakin ' mau bayar saya berapapun harganya ?" tanyaku "Yakin ' " jawab Ashanty dengan tegas. Kuambil amplop besar di meja, dan kuberikan pada Ashanty "Masukkan semua perhiasanmu ke kantong ini ?" perintahku "Baaaik .. baaa iiik " ujar Ashanty dengan nafas ketakutan matanya tidak berani menatap ke layar, karena adegannya ketika Ashanty mengenjot Anang penuh nafsu dan liar. "Sudah .. sekarang lepaskan saya ' " "Belum .. aku tidak meminta perhiasanmu .. itu dimasukan ke dalam tasmu " "Maksud anda ?" "Kamu tuli nggak sih ?" tanyaku balik Karena takut Ashanty lalu memasukan amplop itu di dalam tasnya. "Kau tahu khan akibatnya kalo semua foto foto telanjangmu dan videomu aku kirim ke internet dan didownload jutaan orang .. kau bisa diperas sama di Roy Suryo, atau mungkin lapor polisi, bolehlah lapor
polisi .. tapi percuma ' lapor polisi tapi karirmu hancur ' Anang pasti akan meninggalkanmu '" "Tolong Mas .. jangan lakukan itu .. aku siap bayar berapapun .. " Ashanty tetap dengan amat sangat memintaku melepasnya.
"Kau lihat, jika lelaki melihat videonya pasti ingin merasakan kehangatan tubuhmu .. " "Mas .. toolong.. toolong . jangan lakukan itu .. " "Sekarang ' " kataku dengan menekan tombol upload Ashanty tak tahu arti ketika aku menekan keyboard. "semua video itu dan fotonya sudah aku simpan di server di amerika, susah dilacak, sekarang sedang upload ke beberapa hosting storage dalam satu jam, akan didowload jutaan lelaki .. "
"jangan .. jangaaaan .. jangaaan lakukan .." "Sekalipun laptop dan komputer ini dirusak .. tetap percuma, karena kendalinya ada di komputer server, dan caranya pun kau ndak bakalan tahu cara menghentikan " jelasku dengan tenang "Toooloong .. please .. hentikan .. aku mau melakukan apa saja " ujar Ashanty dengan menangis "Sekarang, aku ingin melihat dirimu tanpa busana" "Apaaaaa " Ashanty tersentak dan kaget "Tuli ya ?" tanyaku ketus "Kita akan menghabiskan malam ini dengan bercinta, layani aku seperti Anang " kataku dengan tersenyum menlanjutkan "Nggak mau .. tolong jangan lakukan itu."
"Lihat deh ' proses pengiriman ke internet masih berlangsung, ingat karirmu, ingat kehormatanmu, segera lakukan perintahku .. aku ingin melihatmu telanjang " Dengan menangis Ashanty sampai ketakutan "Jangan perkosa saya " "Aku tidak memperkosamu .. tapi mari
kita bercinta .. akan kupuaskan dahagamu, Anang tuh letoy, tauk" semprotku kesal "Saya nggak mau .. " "Ya dah ' tunggu saja besok akan ada berita heboh .. " Dengan berat hati dan air mata Ashanty pelan pelan membuka bajunya "Buang tangismu . aku benci orang menangis " kataku dengan membuka kaosku dan memberikan kaosku untuk mengelap air matanya. Pelan pelan, baju Ashanty dilepaskan, BHnya sudah kelihatan, dengan menunduk dan merasa dihina sampai batas asusila Ashanty membuka bajunya lalu dilepaskan, diletakkan di lantai. "Ayoo lakukan " perintahku "Kau memang bajingan, bangsat .. awas kalo kau nanti dibunuh sama Anang " "kalo membunuhku mudah .. tapi Anang pasti masuk penjara .. siapa yang ngurus kamu ?"
Lalu tanpa bicara Ashanty membuka celan panjangnya, kedua tangannya menutup buah dadanya karena dengan mata nakal aku melihatnya dengan pandangan nafsu.
Dengan setengah ragu, Ashanty membuka celana dalamnya "Ternyata jembutmu lebat juga .. " kataku dengan mencopot celana panjangku yang tanpa celana dalam. Lalu aku mendekatinya lalu dengan nakal menarik kaitan BHnya, lepaslah pelindung buah dada Ashanty. "Sekarang .. kulum kontolku .. " perintahku "Tak mau .. " "Brengsek . lakukan sekarang .. " umpatku kesal Dengan perasaan tak
karuan dan masih menitikan air mata Ashanty memegang kontolku, dan mengulum dengan perasaan ketakutan "Kau lebih bagus karaoke kontol dari pada mikropon " ejekku nakal. Dengan masih menangis aku semakin jengkel, kuperpanjang upload menjadi 3 jam, kutarik tangan Ashanty menuju kamar, dan aku sudah mempersiapkan tali dan sabuk, kupaksa kulemparkan ke ranjang. "Kalo kau masih ngeyel aku mau mengikatmu .. " ancamku "Baik .. baik .. " "Hapus air matamu .. lakukan kulum kontolku segera " kataku dengan hendak mengikat Ashanty.
Kuberikan selimut untuk menghapus air matanya. Aku lalu duduk di depan Ashanty, lalu Ashanty memegang kontolku, dan kemudian membungkuk, besaran kontolku tak sampai jari jari Ashanty melingkarinya. Ashanty menjilati kontolku dengan ragu ragu, kadang meludah karena entah jijik atau memang terpaksa. "Lakukan sepenuh hatimu, sayang .. kau nanti akan kupuaskan .. jika kau mau menurut aku nanti akan melepaskanmu ' " "Baaaik .. " ujar Ashanty dengan kemudian menjilati kontolku, kini buah zakarku juga jilati dengan lidahnya, kontolku
kemudian masuk ke dalam mulutnya untuk dikulum, mulutnya terasa sesak dimasuki batangku yang besar, sampai sampai Ashanty membuka mulutnya lebar lebar. "Sedot cobak ' aku ingin lihat seberapa hebatmu mengulum kontol, Shan " kataku dengan meremas buah dada Ashanty yang montok itu, dan membuat Ashanty menggelinjang, aku lalu menuju k belakang pantatnya dan meremas membuat Ashanty menggelinjang di pantatnya. Ashanty kemudian menyedot dengan keras membuatku sampai menahan rasa sensasi luar biasa.
kontolku terus dikulum dengan pelan oleh Ashanty, keluar masuk di mulutnya, disedot sedot dan dijilati, tidak tampak lagi air mata di Ashanty, pertanda sudah takluk dalam kekuasaanku. Ashanty semakin lama lama lembut teratur mengulum kontolku. Kemudian dikocoknya "Seharusnya kau melakukan baik baik .. jangan paksa aku dengan cara begitu " "Makanya .. ikuti permainanku .. akan kuperlakukan bak istri " timpalku dengan meremas buah dadanya "Aaaaauh .. pelan aaah ' " semprot Ashanty yang kembali mengulum kontolku lagi dan disedot sedot. "Cuuuukuup " kataku dengan mendorong Ashanty rebah, aku melihat kontolku mengkilap dikulum oleh Ashanty. Kulihat Ashanty hanya diam saja mengamati kontolku yang
ngaceng bak tugu monas. "Sekarang Shanty .. balikkan badan " perintahku yang disambut respek Ashanty dengan membalik badan, aku tak mau mengoral vaginanya dengan berada kepalaku di depan dadanya, bisa bisa aku dipukul di tengkuk. Kutarik kaki Ashanty sehingga berada di bibir ranjang, lalu aku menyuruh Ashanty agar bertumpu pada pinggangnya, kuangkat kakinya, kini Ashanty memperlihatkan liang kemaluannya yang sudah basah, selain mengulum kontolku Ashanty juga mengelus elus vaginanya sendiri.
Kujilati vaginanya itu membuat Ashanty mendesis "Aaaauh ..aaaaah ' uuuuuh " rintih Ashanty dengan menggigit bibirnya. Lubang kemaluannya yang sempit itu aku jilati dan aku sedot sedot membuat Ashanty sampai meremas sprei sekuat mungkin, rambut kemaluannya aku sibakkan, lalu aku menjilati di lubangnya itu, dikit dikit lubangnya membasah dengan cepat, lalu aku menjilati ke atas dengan rakus membuat Ashanty sampai merem melek. "Teruuusss' " erang Ashanty Aku terus melakukan oral ke vagina Ashanty, lubang itu makin lama makin lebar, aku terus melakukan jilatan mondar mandir di lubangnya. "Yaaa ..aaaah 'uuuh 'aaaauh ' hhhhssss .. mmmm" dengus Ashanty yang sudah memejamkan matanya menikmati oralku. Kuelus pahanya untuk memberikan rangsangan lagi membuat Ashanty semakin menggelinjang dengan geliat yang mengundang birahi. Tanganku semakin nakal menyelusup lewat kakinya meremas buah dadanya, puntingnya yang lancip itu membuat tanganku semakin gatal untuk mempermainkan Ashanty. Lubang kemaluan Ashanty semakin lama semakin membasah, aku jilati dan telan cairan itu, lubangnya semakin besar, sedang Ashanty semakin meronta ronta.
"Addduuuuh ..aaaaah ' " lenguh Ashanty dengan mencakar ke sprei hingga robek Klitorisnya aku sentil sentil, setiap lidahku menyentil klitoris Ashanty, membuat dirinya sampai menggelinjang tak karuan "Terusss ..aaah ' enaaak " lenguh Ashanty dengan semakin tenggelam
dalam permainan oralku, kakinya menjepit kepalaku, pertanda mau orgasme, aku terus menghisap dan membuat Ashanty langsung menegang dengan kaku "Aaah ..aaakuuu .. aaakuuuuu " lenguh Ashanty dengan memejamkan matanya dan menegang kemudian berkelonjotan, dari vaginanya mengucur cairan panas, tubuhnya berkelonjotan dengan membenturkan mukanya ke ranjang. Ashanty kemudian diam dengan nafas memburu. Kubiarkan Ashanty menikmati orgasmenya. Kurangsang dengan mengelus pahanya yang mulus itu. "Sayang .. enak khan mengulum kontolku yang besar " candaku dengan meremas buah dadanya dengan gemas "Masukin ' aku pasrah dan mau diapain terserah .. akan kulayani kamu, tetapi setelah itu lepaskan aku" pinta Ashanty dengan memohon padaku "Baik ' " kataku dengan singkat.
"Sekarang kamu naik ke pangkuanku .. " perintahku disambut anggukan Ashanty. Kukocok kontolku sedikit lama agar aku gampang muncrat "Pake kondom ya " "Kamu ndak berhak mengatur, Shan .. kau milikku .. " kataku dengan menarik tangannya "Kok gitu sih .. " sungut Ashanty "Kau main sama Anang tanpa kondom .. enak saja " balasku tak kalah bersungut Ashanty kemudian bertopang tangan di bahuku, lalu aku memegang batangku, Ashanty menurunkan selakangannya dan mempaskan batangku pada lubangnya, ketika kontolku menusuk, Ashanty sampai menggigit bibirnya. Terasa susah sekali memasukan kepala kontolku ke lubang Ashanty. "Punyamu gede sekali .. nggak masuk nih " sungut Ashanty "Pelan .. tekan pantatmu .. pelan saja " ajakku dengan memegang pinggang Ashanty dan gantian Ashanty memegang kontolku, pelan pelan kontolku masuk pada bagian kepala, ketika kontolku mulai masuk di bagian kepala itu sudah membuat Ashanty sampai membuka mulutnya dengan besar pertanda kesakitan "Aaaaauuuuuh "
pekik Ashanty yang kesakitan dimasukin kontolku besarku yang dua kali lipat punyanya Anang.
Ashanty menekan dengan pelan, sehingga kini tinggal menekan terus, setiap Ashanty menekan ke bawah, kepalanya sampai digeleng gelengkan "Gillaaa ' kontolmu .. gede banget ' gimana rasanya " keluh Ashanty dengan nafas memburu dan peluh menetes. "Shanty .. katakan sayang dong .. " pintaku dengan mengelus pipi Ashanty "Baik., sayang " ucap Ashanty dengan senyum, entah terpaksa atau puas akan besaran kontolku. Pelan pelan batangku mulai masuk mili demi mili dengan pelan sekali, Ashanty menekan terus dengan menahan nafas dan mata sampai mendelik, lubangnya benar benar ketat sekali, aku sampai tak tahan diremas kontolku dalam lubangnya itu. Aku sampai gemetaran di kakiku "Kamu kok gemetar, sayang " tanya Ashanty dengan merangkulkan tangannya
dan melumat bibirku, lumatan Ashanty terasa enak sekali, seperti tidak ada keterpaksaan sama sekali, rupanya Ashanty lebih baik memilih mengalah sehingga bisa cepat menyudahi ulahku. Tekanan pantat Ashanty semakin besar membuat Ashanty semakin berteriak
teriak "Jangan dipaksa .. tarik dulu ya .. " ajakku dengan memagut bibir Ashanty dan Ashanty membalas pagutanku.
Lalu Ashanty menekan lagi dengan tenaga besar namun secara pelan tenaganya diatur sehingga kontolku semakin tenggelam, separo sudah batangku amblas. Aku sampai menahan nafasku dalam dalam membuat Ashanty tersenyum padaku
"Kenapa ?" tanyaku "Rasain kalo suka maksa orang " canda Ashanty dengan tersenyum "Hmmm . sukakah kamu akan kontolku yang besar ?" "Suka, sayang .. kapan kapan kalo boleh aku bisa menikmati lagi ya " pinta Ashanty membuatku terkejut "Kulepas kau ndak bakalan mau lagi " kataku dengan meremas buah Ashanty "Please .. asal kamu mau diajak kerja sama sih aku nggak masalah .. baru kali ini kurasakan kontol yang besar sekali .. Anang tidak ada apa apa .. " "Aku bakalan muncrat .. " "Ndak apa apa .. tadi kamu
kocokin lama " ujar Ashanty dengan kembali menekan lagi membuat kami semakin terpekik bersama sama "Auuuuuuh sakitnya " pekik Ashanty dengan merangkulku erat. Aku masih merasakan keraguan kata kata Ashanty, itu cuma akal bulus untuk menyenangkan aku saja, Ashanty menarik pantatnya dan kemudian menekan lagi dengan tenaga besar membuat kontolku menjadi amblas sampai tenggelam, Ashanty sampai terpekik keras sekali, tangannya mencakar ke pundakku. Kami diam dengan saling memeluk "Jangan gerak dulu yaaa .. please .. kontolmu besar sekali .. aduuuuh .. nikmat sekali .. andai punya Anang segede ini " kata Ashanty dengan memandangku tersenyum.
Ashanty lalu bergerak naik turun dengan pelan, setiap menghujam kebawah
kami sampai terpekik. "Sayaaang ..aaah .. nikmatnya ..gesekannya itu lho ' beda banget " ujar Ashanty dengan menggeleng gelengkan kepalanya sehingga rambutnya acak acakan, kupagut dan kulumat bibir Ashanty dan Ashanty membalasnya tak kalah rakus dengan tetap bergerak menggenjotku. Kupegang kepalanya dan kembali kami saling melumat. lumatan Ashanty semakin lama semakin rakus, menahan kepalaku dan melepas pagutan kemudian mengenjotku naik turun, gerakan Ashanty semakin liar, tidak hanya naik turun namun kadang memutarkan pantatnya membuat aku sampai mendelik merasakan remasan dan sedotan di vaginanya. Rupanya Ashanty tak tahan lama, pertanda dia mempercepat genjotannya membuat aku meladeni gerakannya, genjotan Ashanty kadang miring menbuatku semakin erat memegang pinggangnya. Menit demi menit kami saling menggenjot, saling melumat
"Saaaayang ..aku nggak taaahaan nih " seru Ashanty dengan nafas memburu dan keringat bercucuran, jepitannya semakin kuat dan dengan sekali genjot keras Ashanty melengkungkan badanya dengan menegang, kuremas dengan kuat buah dadanya
"Aaaaaah '. " lenguh Ashanty melengkung, kemudian berkelonjotan, vaginanya menjepit kuat kontolku, kutahan agar aku tidak orgasme. Dari vaginanya memancar cairan panas membasahi kontolku, Ashanty langsung berkelonjotan dan kupeluk dengan erat, kuciumi pada pundakknya,
Ashanty memelukku dengan membuang nafas. Lama lama tubuhnya diam, hanya dadanya masih bergerak membuang nafas. "Namamu siapa, sayang " tanya Ashanty dengan pelan "Burhan .. panggil saja Han " kataku dengan mengelus punggung Ashanty. "Baru kali ini aku rasakan .. Anang selalu keluar sekali main .. payah tuh " semprot Ashanty. Kata kata Ashanty membuatku semakin bersemangat, aku akan bertahan tidak orgasme ronde selanjutnya "Rasakan saja nanti . kamu akan ketagihan sama kontolku " "Aku sudah ketagihan, sayang " ucap Ashanty. Kedua kaki Ashanty menjepit pinggangku dengan erat. Kedua tangannya merangkul ke pundakku dengan erat. "Janji ya .. kalo lain waktu aku main lagi sama
kamu ' kamu jahat .. menculikku .. aku banyak pekerjaan .. kalo aku senggang kamu mau khan ?"
"Mau .. " "Baik ' beri akuw
aktu dulu ya .. ndak apa khan ?" tanya Ashanty "Terserah .. " "Nanti keluarkan spermamu di dalam saja ' " "Siapa yang
memperawanimu,sayang " tanyaku "Anang si brengsek itu .. " maki Ashanty. "Kecewa yaaa ?" "Demi alasan duit saja .. kalo nggak digituin nggak mau .. Anang lebih jahat dari pada kamu .. sudah jahat letoy lagi .. " "Kok masih mau ?" "Tauk .. nyesal aku memberikan keperawananku pada dia .. " sesal Ashanty dengan memelukku lagi lebih erat, mengatur nafasnya dengan teratur. Mendadak ada suara dering hape, ternyata hape Ashanty yang berada di ruang depan "Sayang .. boleh nggak aku telepon .. janji aku nggak lapor polisi " pinta Ashanty dengan mengelus pipiku, kemudian melumat bibirku dengan rakus "Boleh .. " "Cabut dulu yaaa " pinta Ashanty dengan mencoba menarik pantatnya pelan pelan, kontolku terasa seret sekali dicabut, Ashanty sampai meringis kesakitan "Siaaal .. gede banget nih kontolmu, sayaaang " pekik Ashanty dengan gemas, untung belum mengering, aku sebenarnya nggak tahan juga kalo genjot lagi aku bakalan muncrat, sempit sekali lubang vagina Ashanty.
Kami terpekik bersama saat berusaha melepaskan tubuh kami, dengan tenaga
ekstra akhirnya lepas juga, Ashanty langsung keluar kamar menuju ruang tengah. Sedang aku langsung ngeloyor ke kamar mandi, kukocok kontolku dengan cepat dan keras agar muncrat, aku sampai merem menikmati oralku dan aku muncrat dengan lirih, air maniku muncrat sampai menembak ke dinding, aku merasa lemas. Aku hirup nafas dalam dalam menguasi situasi, lalu aku membersihkan kontolku. Kubayankang tubuh seksi Ashanty telanjang bulat, pelan pelan kontolku mulai menegang lagi, kukocok lagi dan lama lama kontolku setengah ngaceng, aku lalu keluar kamar, kemudian melihat Ashanty yang berdiri membelakangiku, aku langsung memeluknya lagi belakang dan meremas buah dadanya, membuat Ashanty langsung menggelinjang. Tangan kirinya menahan tanganku yang semakin nakal meremas buah dadanya bergantian, Ashanty kemudian menutup teleponnya "Kamu nakal ' ayooo .. terusin lagi yaaa .. " ujar Ashanty dengan menarik tanganku kembali menuju ke kamar. Sampai di kamar, Ashanty langsung memelukku dan kami saling melumat dan memilin di ranjang, kami sangat rakus sekali memadu birahi.
"Keluarkan
kejantananmu, sayang .. beri aku kepuasan dengan kontolmu .. ayoo masukin " perintah Ashanty dengan tersenyum, nafasnya memburu dengan cepat. Aku langsung mempaskan batangku ke lubang Ashanty "Akan kubuat kau merintih rintih, meronta ronta ' " ejekku dengan menekan batangku ke lubang kemaluan Ashanty. "Pelan, sayang ..
huh .. kontolmu benar benar besar sekali .. tak pernah aku merasakan sebesar dan senikmat ini .. sayang kalo diliewatkan .. " kata Ashanty dengan tersenyum padaku, kemudian meringis dengan menggigit bibirnya karena aku menekan batangku dengan sekuatku membuat batangku melesak sampai separonya, itu saja sudah membuatku sampai gemetaran lagi, kedua kaki
Ashanty dilingkarkan di pinggangku. "Tarik dulu ..
dorong yaaa .. nanti genjot
aku .. " ujar Ashanty dengan memagut bibirku dan kami berpagut dengan penuh kemesraan, seperti tak ada lagi rasa takut pada diri Ashanty. Sebelumnya menolak nolak diajak, setelah dipaksa dan mau, kini malah ketagihan dan ingin dipuaskan dengan segera. Aku terus menekankan batangku lagi, mili demi mili batangku melesak pelan pelan, dengan kutarik dan kusentak membuat Ashanty mendongak dengan melenguh
"Aaauh ..aaah ' sakitnyaaaa .. jahat kamuuuu " pekik Ashanty dengan melingkarkan kedua tangannya memelukku. "Enak sekali lubangmu, Shan ' jangan biarkan si Anang terlalu sering menyetubuhimu .. biar aku saja" pintaku dengan tersenyum "Asal kamu ndak maksa maksa aku nggak masalah .. caramu itu yang jahat .. " ledek Ashanty dengan mencubit ke punggungku. "Janji ya kalo ada waktu luang kita bercinta lagi ya " "Iyaaa . ayo genjot ' hajar aku ' " ajak Ashanty dengan mulai menggerakan pantatnya memutar. "Siap siap Shanty, sayangku " kataku dengan tersenyum dan disambut senyum dan pagutan Ashanty. Aku langsung melumat bibir Ashanty dengan rakus, kemudian aku menyodokan batangku
dengan pelan pelan, tangan kananku meremas buah dadanya sekerasnya, membuat Ashanty langsung berontak, menggelinjang, lumatan yang rakus dan meneydot nyedot dibalas oleh Ashanty tak kalah rakus, aku terus melakukan sodokan keluar masuk vagina Ashanty, tanganku dengan gemas meremas keras lagi buah dada Ashanty. Ashanty menarik kepalaku.
"Kau buas sekali .aaah ..aaauh ' hhhhssss' mmmm " pekik Ashanty yang belum selesai bicara sudah aku lumat lagi, membuat Ashanty sampai kepayahan melawanku, bagian dadanya berusaha montang manting kesana kemari, namun tanganku tak pernah lepas dari buah dadanya, gantian aku dengan tangan kiriku yang meremas buah dada sebelahnya, sedang tangan kananku memegang dahi Ashanty, sehingga membuat Ashanty berhenti melawan lumatanku, hanya rintihan dan lenguhan saja yang terdengar. Batangku keluar masuk dengan mantap, Ashanty mengimbangiku dengan pelan, tak seimbang dengan gerakanku yang semakin cepat dan keras menyodok nyodok. "Haaan ..aaah ' pelan aah ..sakit " erang Ashanty
dengan menahan kepalaku agar tidak melumat, namun aku tak menyerah dengan terus menyerbu bibir manis Ashanty itu. Kusodok sodok dengan cepat, terasa sekali batangku diremas dua kali lipat lebih keras membuatku ingin terus menggenjotnya. "Ayooo .. keluarkan spermamu, sayang " kata Ashanty dengan memelukku erat dan melayani nafsuku dengan melumat lagi dan kami saling memeluk dengan erat, Ashanty selalu mendongak ke atas ketika aku dengan gemas menciumi lehernya dan buah dadanya aku remas, serta aku menyodokan batangku
Menit demi menit aku menggerakkan pantatku lebih cepat membuat Ashanty semakin kepayahan, jepitan vaginanya di batangku menyempit dengan cepat pertanda mau orgasme "Saaayaaang ..aaah .. kuaaaatnya kaaamuuu " pekik Ashanty dengan menahan ke dadaku, tangan kirinya mencegah tanganku meremas buah dadanya, namun aku terus menyodokan dan kuhentikan remasanku, lalu aku bertopang dengan kedua tanganku dan kini aku menggenjot Ashanty dengan keras dan membuat Ashanty orgasme lagi, kedua kakinya menjepit dengan keras pada sodokanku yang
membuat Ashanty. Ashanty melengkung dengan melolong "Akuuu daapaat ..dapaaaaaat " erang Ashanty dengan menegang kemudian berkelonjotan bak cacing panas, kuhentikan sodokanku dan Ashanty masih berkelonjotan, terkadang mengejan dengan keras memuntahkan cairan orgasmenya, kontolku kembali disiram cairan hangat lagi dan Ashanty kemudian lemas pelan pelan, dadanya naik turun
menikmati orgasme. Nafasnya tak teratur.
Kutundih dan kuberikan ciuman di lehernya, kemudian aku gigit untuk memberikan cupangan, Ashanty menahan kepalaku namun sudah terlambat, aku menggigitnya sehingga Ashanty mendelik dan mengerang
"Aaaauuuuuh '.saaaakiiit " pekik Ashanty yang akhirnya pasrah saja. Kami terdiam kemudian dengan mengatur nafas, habis itu Ashanty dengan marah mencakar punggungku "Kamu jahaaaaaaaaaaaat .. bikin cupang segala .. jahaaat " ucap Ashanty dengan mata marah "Kau milikku, sayang .. aku berhak melakukan apa saja ' " balasku tak kalah memandang matanya dengan menahan rasa sakit
cakaran tangan Ashanty "Lain kali kalo cupang jangan di leher ' bisa ketahuan orang .. " ujar Ashanty dengan mengelus lehernya yang perih, lalu dengan diam memalingkan
mukanya "Itu masih bisa ditutup dengan baju kok, nggak di leher atas " "Lain kali kalo nyupang di buah dadaku saja ' " ucap Ashanty dengan mengalah "Tapi kamu suka khan ?" ledekku "Nggak .. enak saja .. " maki Ashanty dengan kesal. "Ya dah .. nanti aku cupangin kamu di buah dadamu " kataku lagi dengan tersenyum "Jangan ah .. kapan kapan saja .. aku nggak mau main lagi kalo kamu jahat
begitu .. " keluh Ashanty "Oke deh ' tapi kalo Shanty nggak mau kuatur .. awas " ancamku "Ndak masalah ' kuatnya kamu belum keluar juga .. Anang tidak ada apa apanya deh ' letoy banget"
"Dah tuwek kali .. " ledekku "Tuwek .. plus letoy ' satu ronde saja dah menyerah " maki Ashanty dengan kesal. "Masih mau nerusin ?" "Ihhh .. kamu belum keluar .. nanti kamu keluarin yaaa .. kamu kuat dan perkasa, aku mendambakan lelaki perkasa sepertimu .. sayang kamu kasar dan jahat .. kalo kamu mau romantis .. aku nggak masalah bercinta denganmu terus .. " "Aku kesal sama kamu nggak nurut " "Baiklah sayang .. kuberikan diriku seutuhnya padamu .. puaskan dahagaku .. berikan aku kenikmatan luar biasa seperti tadi .. setubuhi aku sepuasmu .. buat aku menggelepar tak berdaya minta ampun " ajak Ashanty dengan tersenyum "Okeee .. kau akan merasakan kenikmatan cinta sangat luar biasa Ashanty sayang .. Ashanty, oh .. betapa mulus dan seksinya kamu .. akan kusetubuhi dan kuhamili dirimu " "Aku nggak bakalan hamil, aku tidak dalam masa subur .. enak saja menghamili aku .. kalo aku hamil, aku nggak bisa merasakan kenikmata cinta lagi .. ntar ya beri waktu .. nanti biar aku atur, agar Anang tidak minta menyetubuhiku .. aku milikmu .. bukan milik Anang lagi .. " ucap Ashanty dengan memelukku dengan erat dan membisikkan kata romantis
"Kau hebat, sayang .. kontolmu hebat .. segede kontol kuda .. mantap, besar panjang ' ganas dan juga jahaaat " bisik Ashanty dengan menjilati telingaku "Kau sangat seksi sekali Ashanty .. lonteku, gundikku .. " "Ih .. kamu makin jahat nyebut aku lonte, gundik .. jangan
pake kata itu .. nggak romantis " ledek Ashanty dengan menggigit telingaku pelan "Lalu apa, sayang " tanyaku dengan berbisik lagi "Jadikan aku sebagai bak istrimu .. salurkan libidomu ke aku terus .. aku puas akan sodokanmu yang sangat mantap sekali .. jadikan aku peliharaanmu saja " "Apa bedanya .. itu sama saja gundik " semprotku nakal menjahil telinga Ashanty "Huuuuh .. ya deh .. jadikan aku pemuas nafsumu .. aku akan selalu melayani kamu .. lain kali kalo aku minta kamu kudu siap ya "
Kami tertawa kecil dan memeluk dengan erat dan kami diam kembali mengatur nafas. Setelah kami merasa cukup untuk mengembalikan tenaga,
aku mengajak Ashanty untuk kembali menuntaskan asmara birahi. "Mau berhenti atau terus ?" godaku "Berhenti ? enak saja .. terusin .. " pekik Ashanty dengan mencubitiku.
"Nah . ketahuan belangnya .. tadi nolak nolak diajak .. sekarang malah nagih " "Habis kamu jahaat duluan ' " semprot Ashanty dengan memelukku dan menggulingkan sehingga kini aku dibawa. "Nungging ya .. Anang nggak bisa tuh .. kalah satu ronde langsung menggelepar " "Oke .. cabut
dulu, sayang " ujarku dengan menahan pantatku, Ashanty menaikan pantatnya, terasa sangat seret tercabut batangku yang masih ngaceng itu. Ashanty sampai meringis keenakan ketika gesekan kontolku "Gilaaa bener nih .. enak sekali kontolmu, sayang " puji Ashanty dengan tersenyum lalu membalikan badannya dengan nungging. Kedua tangannya ditumpukan dengan ditekuk di ranjang, aku menjadi terangsang dengan posisi nungging , aku lalu duduk dan langsung meremas pantat Ashanty, Ashanty langsung menggoyangkan pantatnya "Kalo aku goyang kamu suka khan ?" tanya Ashanty dengan mengerling nakal "Betul ..
nikmat sekali pantatmu, sayang " pujiku dengan maju lebih dekat, selakanganku
kutempelkan ke pantat Ashanty, batangku lalu kupegang, aku mendesak maju, memasukan batangku, pelan pelan aku
menekan. Posisi nungging Ashanty sangat merangsang sekali, apalagi buah dadanya yang menggelantung sangat indah sekali, siapa tak tahan pasti akan segera meremas buah dadanya yang montok itu. Aku majukan lagi pantatku menekan dengan tenaga besar membuat Ashanty berteriak
"Pelaaaan, sayaaang .. sakit aaah " erang Ashanty dengan menggigit bibirnya. "Maaf ya ' " kataku dengan pelan pelan menekan, lalu
menarik lagi dan kusodokan dengan keras membuat Ashanty langsung menjerit "Haaaaaaaan .. sialan kaaau " maki Ashanty dengan setengah marah namun kemudian tersenyum sangat nakal dengan mengerling. kontolku sudah melesak separo lebih dan kutarik dan kutekan lagi, Ashanty
menahan dirinya agar tidak kesakitan kalo aku menekannya dengan keras, namun Ashanty kecele "Siaaal kau, sayang .. ngerjain aku yaaa " ujar Ashanty dengan mengempitkan kakinya menjadi batangku terjepit sangat keras "Waduuuuuh .. sakiiit " erangku dengan gemas "Rasaaiiin " maki Ashanty dengan tertawa dan kemudian kembali memandang ke depan, tepat di seberang ranjang ada cermin besar, terlihat Ashanty menggigit bibirnya, kadang menggeleng geleng pertanda nikmat sekali batangku masuk lewat belakang "Tekan yaaa .. amblasin saja ' mau keluar ndak ?" "Aku nggak tahan kalo dijepit begini .. gila ini vaginamu Shan ' legit dan ketat " pujiku dengan memajukan tanganku dan meremas buah dadanya.
"Yaaa ' enaak sekali Han, sayang ' uuuuuh ..aaaaah .. " puji Ashanty yang disambung dengan erangan. "Fiuuuh " siulku dengan senang "Remes buah dadaku, sayang .. sesukamu saja " ajak Ashanty dengan menekan ke belakang dan membuat kontolku menjadi amblas. Lalu aku menarik kontolku dan menggenjotnya maju mundur membuat Ashanty tergoncang goncang "Auuuuh ..aaaah ..
uuuuh .. hhhhhhsss. '. fiuuuuuuuh " lenguh Ashanty yang termakan birahi tinggi, senang sekali rasanya Ashanty bisa disodoki dengan kontol besar "Aku senang sayang .. kontolmu yang besar menyodokiku dari belakang ..aaaaah ..aaayoo . genjot lagi dengan keras " ajak Ashanty "Oke " jawabku singkat dengan menggenjotnya lebih cepat, Ashanty sampai melolong, berteriak tak karuan, kepalanya menggeleng geleng, dadanya menggelinjang karena aku remas. Kupegang kedua buah dadanya membuat Ashanty sampai menekan kepalanya ke ranjang "Gilaaa .. Haaan .. nikmaaaaaaat '. bangeeeeeet nih " pekik Ashanty dengan menggigit bibirnya lagi. Aku menggenjot Ashanty dengan cepat karena aku tak tahan lagi, batangku terasa panas, gesekan batangku menimbulkan suara merdu dan membuat Ashanty tertawa senang
"Ayooo ..soooodooook .. yaaa .. soooodoook " Ashanty memberi aba aba. Menit demi menit aku menyodoki dari belakang itu membuatku tak tahan lagi, demikian pula dengan Ashanty. Kami mencapai orgasme setelah kontolku dengan keras menyodoki, jepitan Ashanty di vaginanya menyempit dengan cepat, Ashanty melolong dan berteriak "Saaayaaang .. maaauuu ..sampaii nih " pekik Ashanty yang tergoncang goncang aku sodoki "Iyaaa .. sama .. kempitkan kakimu aaah .. aku mau muncrat " "Oke .. di dalam yaaa " ujar Ashanty dengan mengempitkan kakinya, Ashanty mengangkat kepalanya ke atas dan menegang dengan kaku, aku menegang kaku mneyusul kemudian, batangku kembali disiram cairan panas, lalu kutembakkan air maniku dan kusodokan dalam dalam. "Creeeeeet ' creeeeeet .. creeeeeeeet ' creeeeeeeeet " lebih dari lima kali aku menyemburkan isi kontolku. Ashanty menggelepar dengan bertumpu pada kepalanya, sedang aku menahan dengan memegang kedua buah dadanya dengan menindih Ashanty yang masih nungging kontolku mengucur cairan kental keluar dari sela sela lubang kemaluan Ashanty, Ashanty berkelonjotan, demikian pula dengan aku. Kami akhirnya diam dengan mengatur nafas.
"Sayaaang .. cabut aaah .. " pinta Ashanty. Aku menarik kontolku yang penuh dengan lendir, melihatku yang hanya memandang ke kontolku, Ashanty membalik badannya "Yaaaaaaa .. aaampuuun .. banyak sekali " pekik Ashanty dengan berbinar lalu dengan rakus dijilati kontolku lalu dikulum untuk dibersihkan, tanpa jijik Ashanty menelan semua air maniku yang bercampur dengan cairan Ashanty. Lama lama kontolku menjadi bersih walau tidak ngaceng sekali, setelah itu Ashanty tersenyum padaku. Lalu menghempaskan badannya tiduran untuk mengatur nafas, matanya dipejamkan,s edang aku juga menyandarkan badanku dengan mengambil bantal Kami diam sangat lama sampai kami tertidur. Aku bangun terlebih dahulu, kulihat Ashanty yang pulas dan kubangunkan. "Makasih Han .. aku mandi .. setelah itu pulang .. yuuuk .. kumandiin kamu " ajak Ashanty Kami mandi bersama dengan cepat karena Ashanty memintaku untuk menghemat waktu, setelah mandi Ashanty mematut di cermin, lalu memelukku
dan memberikan pagutan mesra. Kuremas pantatnya. "Gimana mau pulang nih .. aku nggak tahu jalan pulang .. aku di
mana nih " tanya Ashanty
"Tenang ' aku antar yaaa .. kamu keluar dulu " kataku dengan tersenyum "Okee " Ashanty keluar dari kamar, aku membuka obat bius cairan yang bisa membuat orang pingsan, kusimpan di tempat tersembunyi lalu aku membasahi sapu tangan, kemudian aku keluar dari kulihat Ashanty tersenyum padaku, kini sudah sangat cantik dipoles dengan beda dan lisptik. "Tuuuuh .. lihat keluar " kataku "Ada apa .? " tanya Ashanty dengan membalikkan badanya, aku langsung membekap hidungnya dengan sapu tangan itu, Ashanty meronta ronta namun tak berapa kemudian menjadi pingsan, aku membopong Ashanty menuju mobilku. Kubawa tas Ashanty dan di mobil itu aku langsung membuka roknya lalu menarik celana dalamnya dan kulepas lalu kusimpan dalam saku celanaku, demikian pula dengan BHnya aku lepas dan bajunya aku rapikan kembali Aku menuju kembali ke Jakarta, kembali ke parkiran mobil di mana mobil Ashanty terparkir, hari sudah menggelap ketika aku sampai, kebetulan lahan sampingnya kosong, aku langsung memindah Ashanty dan kududukan di
kursi stir. Aku menunggu lumayan lama, kuciprati dengan air mineral agar bangun.
Pelan pelan Ashanty membuka matanya dengan
sayu. Mengucek matanya pelan, lalu kesadarannya pulih "Dimana aku " tanya Ashanty dengan mengelap mukanya, lalu memalingkan wajahnya bertemu denganku "Dimana Han ? aah .. kamu apain aku tadi " tanya Ashanty dengan melotot "Sudahlah .. kamu sudah sampai Jakarta dan berada di mobilmu sendiri " "Kamu membiusku yaaa .. jahat kamuuu " ujar Ashanty dengan marah "Aku tak mau kamu tahu di mana kita tadi .. aku takut kamu lapor polisi " "Aku nggak lapor .. aku malah puas bercinta denganmu ' " balas Ashanty dengan tersenyum "Ya sudah .. selamat pulang .. lain hari
kita janjian yaa" kataku dengan memegang kepala Ashanty dan melumatnya dengan rakus, Ashanty membalas lumatanku, lama kami saling memagut. Kami menyudahi saling pagutan
itu, aku keluar dari mobilnya dengan tersenyum, Ashanty belum sadar kalo tidak memakai BH dan CD. Kuberikan CD dan BHnya itu membuat Ashanty meraba buah dada dan selakangannya "Kamu jaaahaaat .. jaaahaat " maki Ashanty dengan gemas. Aku tak mengubris dan meninggalkan Ashanty, lalu aku masuk ke dalam mobilku dan melenggang pergi, Ashanty lalu menghidupkan mobilnya dan menguntit aku.
Keluar di keramaian Jakarta yang malam itu lenggang, aku masih dikuntit oleh Ashanty, aku masuk ke parkiran basement di jalan jenderal Sudirman, lalu aku keluar lagi menuju Senayan, sesampai di Senayan aku ngebut masuk tol, mobil Ashanty ketinggalan karena aku zig zag menyalip trus, aku lalu keluar dari tol. Tak lama kemudian mobil Ashanty terlihat di jalan tol dan tidak keluar, aku lalu memutar lewat jembatan Tomang. Kutelpon Ashanty. "Hallo " jawab Ashanty "Kecele yaaa .. aku sudah nggak di jalan tol " kataku dengan penuh kemenangan "Sialaaan kau .. jahat .. " "Yaaa dah .. puas khan tadi ?" "Iyaaa ' kapan mau bercinta lagi sayang ?" tanya Ashanty "Kapan saja .. hubungi nomer ini yaaa .. " "Okeee " Paginya aku mengganti mobilku dengan kepunyaan teman untuk membuntuti Ashanty, pagi pagi aku sudah berada di perumahan Ashanty. Lama sekali tak keluar sampai jam 10.00, baru jam
11 siang Ashanty keluar dengan mobilnya. Aku langsung
membuntutinya. Mobil Ashanty menuju ke arah Semanggi dan berputar menuju ke arah Blok M, di depan Polda Metro Jaya, Ashanty memelankan kendaraannya, lalu terhenti. Rupanya Ashanty mengalami kebimbangan, ingin melaporkan kasus penculikan namun mendapatkan kepuasan seks yang luar biasa, pikirannya berkecamuk, aku juga berhenti pada sebuah warung di bawah jembatan Semanggi.
Aku langsung menelponnya "Haalooo " "Mau lapor polisi ya ?" "Haaah .. kamu di mana ?" "Kalo kamu lapor polisi .. foto dan videomu agar tayang sejam lagi " ancamku "Nggak ah .. aku di rumah kok " ujar Ashanty bohong "Enak saja .. kamu di depan Polda Metro .. " kataku dengan ketus Ashanty membuka jendela mobil dan mencari cari aku "Kamu di mana ?" "Segera masuk ' sana lapor ' aku tenang sajaaa " "Nggak ah ' bingung .. mau ngelaporin kamu .. nantinya aku nggak bisa dapat kepuasan kayak semalam .. gimana ya .. aku takut karirku hancur .. please ' asal kamu jangan upload aku nurut kok " "Kamu hendak lapor .. kalo ketemu kamu akan kuhukum .. " ancamku dengan pelan "Aaaah jangan aah .. ampuni aku .. " "Kau milikku sayang .. jangan rusak dirimu ' nasibmu ditanganku .." "Iyaaa .. aku milikmu please .. aku janji nggak lapor .. janji .. sungguh " ujar Ashanty dengan memohon mohon. "Hukuman pertama .. besok
kamu temuin aku yaaa .. bawa uang 5 juta untukku .. " "Hmmm .. kamu mau memeras yaaa " ejek Ashanty dengan ketus.
"Tidak .. itu kesalahanmu pertama hendak lapor .. setiap kesalahan ada hukuman, aku masih mending mendendamu .. kalo kamu aku ikat dan kusodoki gimana ?" "Okeee .. okeee aku nurut saja .. baik aku nggak lapor " "Percuma lapor polisi .. kamu malah malu diliput wartawan .. tuh di dalam banyak wartawan, nikmati saja, sayang ' kamu khan puas kuservice .. janjinya nggak
lapor tapi malah mau ke polda .. gimana nih" "Iyaaa sih .. tolong yaaa .. jangan hancurkan karirku .. aku menurut kamu saja, aku milikmu' terserah mau diapaain .. tapi aku kudu dipuasi lagi ya besok " "Naah .. ngaku pasrah kok ngeyel " "Oke ..sudah ah .. aku nurut kamu .. besok aku bawain uang lima juta tunai " jawab Ashanty dengan berat. "Anggap saja kemaren hari buruk yang berakhir dengan kepuasan .. nikmati saja harimu .. akan kupegang teguh janjiku asal kamu nurut dan nggak lapor. Kamu bimbang mau lapor nggak dapat lagi kepuasan
seks .. iya khan ?" "Iyaaa .. "
jawab Ashanty dengan menghembuskan nafasnya yang terdengar di handphoneku. "Ya dah .. tinggalkan polda metro .. kerja atau pulang .. jalan "
Ashanty menjalankan mobiilnya lagi dan meninggalkan Polda Metro dan menuju ke arah Blok M. Dalam mobilnya menetes air matanya lagi. Berhenti di pinggiran halte
dan terpekur "Bingung .. mau lapor .. kok semalam aku puas banget bercinta dengan dia .. Anang letoy banget, nggak bisa ngasih service kayak dia .. huh .. ya
sudahlah .. dari pada karirku hancur .. aku nurut saja, lebih baik itu .. puas sekali aku bercinta dengannya .. aku sampai menggelepar .. mainnya enak banget .. " ujar Ashanty dengan berbicara sendiri lalu dihapusnya air matanya lalu menjalankan mobilnya lagi
Senin, 14 April 2014
Minggu, 13 April 2014
Foto Perempuan Berjilbab Montok
Perempuan Berjilbab yang menggairahkan




gimana gan udah puas belom ngocoknya




gimana gan udah puas belom ngocoknya
Sabtu, 12 April 2014
Langganan:
Komentar (Atom)
















